Pendekatan ekosistem dan keanekaragaman hayati, solusi alami untuk pengelolaan DAS

JAKARTA (JurnalPagi) – Pendekatan melalui ekosistem yang kaya dan keanekaragaman hayati menjadi bagian penting dari solusi berbasis alam dalam pengelolaan lanskap daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Indonesia.

Pendekatan nature-based solution (NBS) merupakan upaya pelestarian nilai dan fungsi ekosistem yang mengacu pada keberadaan hutan, lahan basah.Tanah basahdaerah pesisir dan elemen pemandangan alam lainnya.

DAS Profesor Padjaran mengatakan: Sebagai bagian dari solusi, kita harus melihat kecukupan kawasan hutan dan lanskap hutan fungsional dengan memeriksa beberapa kriteria, termasuk perlindungan terhadap bencana cuaca dan nilai konservasi yang tinggi sebagai bagian dari keanekaragaman hayati. University Professor Chai Asdak, Ph.D., dalam diskusi media memperingati Hari Hutan Dunia di Jakarta, Senin.

Menurutnya, salah satu kriteria kecukupan kawasan hutan dan kinerja bentang alam hutan dalam pengelolaan bentang alam DAS adalah memperhatikan prinsip konservasi air dan tanah serta meningkatkan taraf hidup petani.

Mata pencaharian Hal ini penting dalam pengelolaan lanskap karena dalam hal ini masalahnya bukan petani tidak bisa menanam pohon atau terasering, tetapi apa yang mereka dapatkan dari mekanisme ini.

Selain itu, ahli hidrologi lulusan University of Edinburgh ini juga menilai pentingnya pembentukan kelembagaan pengelolaan sumber daya hutan lokal melalui mekanisme Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang handal.

Dikatakannya: “Aspek kelembagaan menjadi penting karena seperti yang kita ketahui selalu berkaitan dengan unsur sosial, ekonomi, lingkungan dan penegakan hukum. Jadi, kelembagaan memastikan bahwa sistem yang kita terapkan dapat dilaksanakan dengan baik.”

Pada kesempatan tersebut, menurut Prof. Chai menekankan sejumlah rekomendasi untuk pengelolaan lanskap DAS, antara lain mengidentifikasi kawasan rentan sebagai hutan atau pertanian, mendorong kesepakatan konservasi lokal, dan mempertimbangkan semua aspek untuk menjadi regulasi dalam bentuk peraturan daerah, peraturan desa, dan rencana pembangunan jangka menengah daerah. telah melakukan (RPJMD).

“Kita tahu bahwa desa sekarang penting di tingkat akar rumput. Itulah mengapa sangat penting konservasi bisa menjadi undang-undang,” kata profesor itu. Teh.

BRIN Kembangkan Kecerdasan Buatan pada Keanekaragaman Hayati Indonesia

BRIN Kembangkan Visualisasi Keanekaragaman Hayati

Unpad: Pelaporan safeguard harus ditingkatkan

Koresponden: Ahmed Fishal Adnan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *