Piala Dunia U-17 2023 Indonesia menjadi titik balik bagi sepak bola Tanah Air ke depannya. Perhelatan ini memiliki potensi untuk membawa pemain-pemain U-17 menjadi tulang punggung Indonesia di Piala Dunia senior di masa mendatang. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan pembinaan dan kompetisi yang lebih baik.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Surono, mengungkapkan bahwa pembinaan Timnas U-17 Indonesia sudah berjalan dengan baik. Namun, perlu adanya peningkatan kualitas pelatih dan kompetisi yang lebih kompetitif. Pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia harus dilakukan secara berjenjang, mulai dari usia dini hingga usia remaja.
Pembinaan sepak bola usia dini (U-10) harus fokus pada pengembangan keterampilan dasar, sedangkan pada usia remaja (U-12 sampai U-17) harus berfokus pada pengembangan taktik dan fisik. Pembinaan ini juga harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga aspek taktik, fisik, mental, dan psikologis.
Selain pembinaan, kompetisi sepak bola usia muda juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas pemain. Menurut Surono, kompetisi untuk usia muda harus dibangun dengan iklim yang berjenjang. Pada usia 10-12 tahun, kompetisi harus bersifat rekreasional dan menyenangkan yang mendorong pemain untuk bermain sepak bola dengan semangat dan motivasi yang tinggi.
Kemudian pada usia 13-15 tahun, kompetisi harus lebih kompetitif. Kompetisi harus mendorong pemain untuk mengembangkan kemampuannya dan meningkatkan kualitas permainannya. Lalu, pada usia 16-17 tahun, kompetisi harus sangat kompetitif dimana pada kompetisi di jenjang ini harus memberikan tantangan yang nyata bagi pemain untuk meningkatkan kemampuannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi di level yang lebih tinggi.
Kerjasama antara Kemenpora dan PSSI juga penting untuk mengadakan kompetisi usia dini, seperti Elite Pro Academy (EPA) U-16 dan U-18. Kompetisi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bermain yang kompetitif bagi para pemain usia dini.
Pengamat sepak bola Sapto Haryo Rajasa juga menyuarakan pentingnya sinkronisasi pembinaan sepak bola dari usia dini. Perbedaan sistem pembinaan sepak bola dengan negara seperti Thailand membuat pemain-pemain muda Thailand lebih cepat bergabung dengan klub-klub profesional. Adanya kompetisi sepak bola junior yang reguler dan berkelanjutan di Thailand memberikan kesempatan bagi pemain untuk mengasah kemampuannya secara konsisten.
Haryo menyarankan agar PSSI dan pemerintah bekerja sama untuk mewujudkan sinkronisasi pembinaan sepak bola dari usia dini, salah satunya dengan mengafiliasi SSB dengan klub-klub profesional. Hal ini dapat meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dan membuatnya menjadi kekuatan sepak bola dunia di masa depan.
Dengan melakukan pembinaan dan kompetisi yang lebih baik, Indonesia dapat mempersiapkan pemain-pemain U-17 untuk menjadi tulang punggung Timnas senior di Piala Dunia. Sinkronisasi pembinaan sepak bola dari usia dini hingga usia remaja serta adanya kompetisi yang berjenjang akan membantu meningkatkan kualitas pemain Indonesia. Kerjasama antara Kemenpora, PSSI, dan pemerintah juga menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.
Perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia diyakini sebagai titik balik bagi perkembangan sepak bola Tanah Air ke depannya. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Surono, menyatakan bahwa jika titik balik ini dimanfaatkan dengan baik melalui pembinaan dan kompetisi profesional usia muda, maka pemain-pemain U-17 dapat menjadi tulang punggung Indonesia di Piala Dunia senior di masa depan.
Surono menekankan bahwa pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia harus dilakukan secara berjenjang, mulai dari usia dini hingga usia remaja. Pada usia dini (U-10), fokus pembinaan adalah pengembangan keterampilan dasar, sedangkan pada usia remaja (U-12 sampai U-17), fokusnya adalah pengembangan taktik dan fisik. Selain itu, pembinaan sepak bola usia muda juga harus dilakukan secara komprehensif, meliputi aspek teknis, taktik, fisik, mental, dan psikologis.
Selain pembinaan, Surono juga menekankan pentingnya kompetisi sepak bola usia muda untuk meningkatkan kualitas pemain. Menurutnya, kompetisi untuk usia muda harus dibangun dengan iklim yang berjenjang. Pada usia 10-12 tahun, kompetisi harus bersifat rekreasional dan menyenangkan untuk mendorong semangat dan motivasi pemain. Pada usia 13-15 tahun, kompetisi harus lebih kompetitif untuk mendorong perkembangan kemampuan dan kualitas permainan. Pada usia 16-17 tahun, kompetisi harus sangat kompetitif untuk memberikan tantangan nyata kepada pemain dalam meningkatkan kemampuan dan mempersiapkan diri untuk kompetisi di level yang lebih tinggi.
Kemenpora bekerja sama dengan PSSI untuk mengadakan kompetisi usia dini, seperti Elite Pro Academy (EPA) U-16 dan U-18, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman bermain yang kompetitif bagi para pemain usia dini. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia di masa depan.
Pengamat sepak bola, Sapto Haryo Rajasa, juga mendukung pentingnya sinkronisasi pembinaan sepak bola dari usia dini. Ia menyoroti perbedaan sistem pembinaan sepak bola antara Indonesia dan Thailand. Menurutnya, Thailand memiliki kompetisi sepak bola junior yang reguler dan berkelanjutan, sementara di Indonesia, kompetisi sepak bola junior masih bersifat turnamen yang digelar secara berkala. Haryo menyarankan agar PSSI dan pemerintah bekerja sama untuk mewujudkan sinkronisasi pembinaan sepak bola dari usia dini, termasuk mengafiliasi SSB dengan klub-klub profesional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia untuk menjadi kekuatan sepak bola dunia di masa depan.
Dengan demikian, perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia diharapkan dapat menjadi titik balik bagi perkembangan sepak bola Tanah Air. Melalui pembinaan dan kompetisi profesional usia muda, diharapkan pemain-pemain U-17 dapat menjadi tulang punggung Indonesia di Piala Dunia senior di masa depan. Sinkronisasi pembinaan sepak bola dari usia dini juga dianggap penting untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia.