Pekan Imunisasi Dunia adalah gerakan untuk membangun kembali kesadaran publik

Jakarta (JurnalPagi) – Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (COMEX) Prima Yusufin mengatakan, peringatan Pekan Imunisasi Dunia merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kembali kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat akan pentingnya imunisasi.

“Oleh karena itu, kami berharap pada Pekan Imunisasi Dunia ini, pentingnya imunisasi kembali diingatkan kepada masyarakat Indonesia agar masyarakat mau dan mampu untuk berobat ke pusat pelayanan imunisasi,” kata Prima dalam acara tersebut. Pengarahan media Di Jakarta, Senin

“Khususnya bagi masyarakat yang anaknya belum divaksinasi secara lengkap, sehingga kita pasti bisa mendapatkan imunitas masyarakat,” imbuhnya.

Pekan Imunisasi Dunia tahun ini akan diselenggarakan di Indonesia dengan tema nasional “Mari lindungi diri kita, keluarga kita dan masyarakat kita dengan imunisasi lengkap”.

Prima menuturkan topik tersebut dipilih mengingat pelayanan imunisasi komprehensif dengan cakupan, kualitas dan pemerataan yang tinggi dapat melindungi diri, keluarga dan masyarakat.

“Dan tentunya dapat melindungi negara dan bangsa kita dari penyakit, kecacatan dan kematian akibat (PD3I) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” kata Prima.

Ia mengingatkan: vaksinasi pada usia bayi sebelum kelahiran pertama saja tidak cukup. Vaksinasi juga harus dilanjutkan hingga anak mencapai ulang tahun keduanya dan dilanjutkan saat anak mencapai usia sekolah.

Beliau menekankan: “Semua ini harus kita berikan untuk menciptakan generasi emas Indonesia yang kebal terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.”

Menurut Prima, capaian imunisasi nasional sempat menurun di masa pandemi Covid-19, khususnya pada 2020-2021, dan “pekerjaan rumah” harus diselesaikan.

“Banyak anak di Indonesia yang tidak bisa mendapatkan imunisasi, baik anak yang belum mendapatkan sama sekali maupun anak yang tidak lengkap,” kata Prima.

Risa minta orang tua siapkan mental anaknya sebelum vaksinasi

Ditambahkannya: Jadi mungkin 1 sampai 2 kali, tapi ibu-ibu pasti paham kalau anaknya harus datang berkali-kali agar vaksinasinya lengkap.

Untuk melengkapi ‘penugasan’ tersebut, pemerintah berupaya menjembatani kesenjangan imunitas akibat situasi pandemi COVID-19 melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun lalu.

Namun, lanjut Prima, coverage BIAN masih belum memuaskan. Oleh karena itu, tahun ini pemerintah menerapkan strategi program “Imunisasi Lanjutan” bagi anak-anak yang belum tuntas atau belum divaksinasi hingga masa kanak-kanak.

menutupi Ataupun cakupan BIAN juga kurang memuaskan, tahun ini kami akan terus berusaha mengejar anak-anak yang belum selesai vaksinasinya.

Sebagai wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang tinggi, merata, dan berkualitas, Prima mengatakan pemerintah menambah tiga antigen baru dalam program imunisasi nasional, yaitu imunisasi pneumokokus, imunisasi rotavirus, dan imunisasi HPV.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah membuat aplikasi digitalisasi data imunisasi bernama program Indonesiaku Sehat (ASIK) yang nantinya akan diintegrasikan. tempat tidur, latar belakang OneHealthy.

Melalui program SatuSehat yang terintegrasi dengan ASIK, pemerintah berencana menerbitkan sertifikat imunisasi lengkap yang mirip dengan sertifikat vaksinasi COVID-19.

“Akan ada atau akan ada undangan melalui program ini Pengingat Untuk semua ibu, tidak ada harapan untuk mengimunisasi ulang anak-anak kita yang terlambat.”

IDAI: Amankan modal Indonesia bangun generasi berkualitas

IDAI: Kesehatan anak bukan hal yang bisa ditawar

IDAI: Bepergian setelah pulang melemahkan daya tahan tubuh anak

Koresponden: Rizka Kharonisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *