Dalam artikel yang berjudul “Minum Banyak Air Mengandung Gula dan Elektrolit Penting untuk Pasien DBD, Kata Dokter” ini, Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, seorang dokter spesialis penyakit dalam dari Kelompok Staf Medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, memberikan penjelasan mengenai pentingnya minum banyak air mengandung gula dan elektrolit bagi pasien demam berdarah dengue (DBD).
Dalam diskusi yang disiarkan secara daring, Dr Leonard menjelaskan bahwa saat seseorang terkena demam berdarah, salah satu proses yang paling ditakuti adalah kebocoran plasma atau cairan darah yang menyebabkan darah merembes keluar dari pembuluh darah ke jaringan di sekitarnya. Hal ini dapat membuat darah menjadi kental dan menyebabkan tekanan darah drop serta nadir cepat. Oleh karena itu, penting bagi pasien DBD untuk minum banyak air guna mengganti cairan yang keluar tersebut.
Dr Leonard juga menekankan bahwa pemberian air mengandung gula dan elektrolit dapat dimulai ketika seseorang mengalami gejala seperti muntah dan bintik-bintik merah pada kulit. Jika terjadi muntah atau bintik-bintik merah, disarankan untuk segera mencari pelayanan kesehatan untuk memastikan apakah kemungkinan tersebut adalah demam berdarah.
Gejala lain yang dapat terjadi pada pasien DBD antara lain demam mendadak dengan suhu yang tinggi, nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, gusi berdarah, mimisan, serta buang air besar berwarna hitam.
Demam berdarah atau demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kelompok rentan yang lebih berisiko terkena penyakit ini adalah anak kecil dan orang tua, terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang lebih serius seperti diabetes atau hipertensi.
Dr Leonard menambahkan bahwa anak kecil rentan terkena DBD karena sistem imunitasnya belum sepenuhnya berkembang. Sementara itu, orang tua memiliki risiko yang lebih tinggi karena umumnya memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi, selain pembuluh darah yang lebih rapuh.
Melalui penjelasan ini, Dr Leonard memberikan informasi penting mengenai cara penanganan dan pencegahan DBD. Diharapkan dengan artikel ini, masyarakat dapat lebih waspada terhadap penyakit ini dan mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang terdekat.
Dalam sebuah artikel mengenai demam berdarah dengue (DBD), dokter spesialis penyakit dalam dari Kelompok Staf Medis RSUPN Dr. Cipto Mangungkusumo, Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, mengingatkan pasien DBD untuk minum banyak air mengandung gula dan elektrolit. Hal ini dikarenakan penyerapan air mengandung gula dan elektrolit di usus lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa.
Dalam diskusi yang disiarkan secara daring dengan tema “Waspada Penyakit DBD,” Dr. Leonard menjelaskan bahwa saat seseorang terkena DBD, kebocoran plasma atau cairan darah yang menyebabkan darah merembes keluar dari pembuluh darah ke jaringan di sekitarnya adalah salah satu proses yang paling ditakuti. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan syok, di mana tekanan darah menurun dan detak jantung menjadi cepat. Oleh karena itu, disarankan untuk minum banyak air agar dapat mengganti cairan yang keluar tersebut.
Pemberian air mengandung gula dan elektrolit dapat dimulai saat seseorang menunjukkan gejala seperti muntah dan bintik-bintik merah pada kulit. Dr. Leonard menekankan pentingnya segera mengunjungi pelayanan kesehatan masyarakat, dokter, atau puskesmas jika terjadi muntah atau bintik-bintik merah pada kulit, untuk memastikan apakah kemungkinan itu adalah DBD.
Gejala lain dari DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, gusi berdarah, mimisan, dan buang air besar berwarna hitam.
DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Orang-orang yang rentan terkena penyakit ini dengan kondisi lebih berat adalah anak kecil dan orang tua. Anak kecil rentan karena imunitasnya belum sempurna, sedangkan orang tua rentan karena adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi, serta pembuluh darah yang lebih rapuh.
Kementerian Kesehatan menargetkan penurunan kasus DBD dan nol kematian akibat penyakit ini pada tahun 2030. Hingga Oktober 2023, terdapat 68.996 kasus DBD. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan penanganan DBD, seperti menghindari gigitan nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, dan segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala DBD.
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/2868759/dokter-ingatkan-pasien-dbd-perlu-minum-banyak-air-gula-dan-elektrolit