Pakar: Indonesia harus memiliki peta jalan untuk bencana air dan meteorologi

JAKARTA (JurnalPagi) – Indonesia harus segera membangun atau memiliki road map Peta jalan Untuk mengatasi berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir, erosi-sedimen dan tanah longsor yang terutama mengancam ribuan pulau kecil berpenghuni di seluruh wilayah, kata guru besar DAS Universitas Padjaran. Chai Asdak, Ph.D.

Guru besar itu mengatakan, “Bencana yang mengancam pulau-pulau kecil biasanya kekeringan di musim kemarau panjang atau tanah longsor. Apalagi belakangan ini terjadi tanah longsor di Kabupaten Natuna yang mengakibatkan kematian. Jadi, menurut saya ini bukan lagi bencana kecil. masalah.” Chai dalam bincang media dengan Sustainitiate di Jakarta, Senin.

Profesor Chai menjelaskan pengaturannya Peta jalan Harus bisa menjawab bagaimana pemetaan kerawanan bencana dilakukan dan bagaimana jalur komunikasi dengan pusat pemerintahan atau SAR terdekat.

“Kita punya banyak pulau kecil dengan karakteristik yang berbeda-beda. Melalui formula Peta jalan “Kluster-kluster yang ada, nantinya kita bisa membuat gugusan pulau dengan karakteristik tertentu dan dari situ kita bisa memetakannya tanpa menunggu bencana,” kata ahli hidrologi lulusan University of Edinburgh itu.

Dia melanjutkan untuk menjelaskan kehadirannya Peta jalan Bencana berbasis cluster memberikan gambaran atau profil pulau-pulau kecil tertentu.

“Sebenarnya tidak mungkin kita memetakan semua pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia, karena jumlahnya sangat banyak. Namun penting dilakukan pemetaan dalam bentuk cluster-cluster untuk pulau-pulau kecil yang berpenghuni,” terangnya.

sebagai tambahan Peta jalan Penanggulangan Bencana, dalam kesempatan ini Profesor Chai juga menilai pentingnya pendekatan solusi berbasis alam (NBS) dengan mempertimbangkan tata guna lahan alami, bentang alam yang strategis untuk upaya konservasi nilai dan fungsi ekosistem.

“Ini pendekatan termurah, yaitu kembali ke cara kerja ekosistem. Kita juga harus mencari sistem yang mandiri Dan diproduksi sendiri Dengan menciptakan faktor pemersatu yang realistis bagi masyarakat.”

Profesor menjelaskan bahwa infrastruktur alam. Teh dapat diwujudkan melalui dua hal, yaitu mekanisme insentif dan imbalan jasa lingkungan. Mekanisme insentif atau bantuan teknis dapat diberikan kepada pemilik lahan untuk pengelolaan yang ramah lingkungan. Kedua mekanisme ini merupakan alat dan pendekatan yang efektif untuk mengamankan infrastruktur alam.

Menyambut Arbor Day, Odysee Education bekerja sama dengan ratusan pelajar untuk mendukung pelestarian hutan Indonesia.

Warga Hutan TWA Gunung Meja Manokwari Peringati Hari Ozon

Hari Hutan Indonesia 2022 bertema ‘Hutan Kita Raja’.

Koresponden: Ahmed Fishal Adnan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *