OASA siap menggarap proyek energi terbarukan dari Cakung hingga IKN

Jakarta (JurnalPagi) – PT Maharaksa Biru Energi Tbk (perseroan) atau OASA terus melaju di bisnis energi terbarukan dengan mulai mengerjakan sejumlah proyek yang diperkirakan selesai pada 2026.

Proyek-proyek tersebut mulai dari pengolahan sampah (PSEL) di Kakong Jakarta, proyek bioenergi, proyek bioindustri hingga proyek pengolahan sampah di IKN Nusantara.

CEO/CEO PT Maharaksa Biru Energi Tbk mengatakan, “Kami optimis seluruh proyek ini akan selesai pada tahun 2026, sehingga akan memberikan kontribusi yang sangat positif bagi pendapatan perusahaan di masa mendatang.” Rilis publik di Jakarta, Jumat, menurut siaran pers perusahaan.

Menurut Bobby, sejak awal tahun ini perseroan telah menyiapkan rencana yang akan menjadi acuan dalam menggerakkan dan mengembangkan usaha ke depan. Pencatatan pendapatan dari kontrak proyek telah dimulai pada kuartal keempat tahun 2022.

Bobby optimistis kinerja keuangan perseroan pada akhir 2022 akan meningkat dibanding 2021 dan sejalan dengan progres beberapa proyek.

Dia berkata: Pendapatan konsolidasi pada tahun 2022 akan meningkat dari 4,5 miliar dolar pada tahun 2021 menjadi 40,8 miliar dolar tahun ini.

Ia menuturkan, dari sejumlah proyek tersebut, salah satu yang diharapkan perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya adalah pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu ramah lingkungan 1 di kawasan pusat pemerintahan IKN.

Menurut Bobby, tempat pengolahan sampah tersebut akan mampu mengolah sampah hingga 89 ton per hari, terdiri dari 30 ton sampah organik dan 44 ton sampah anorganik, dengan 15 ton lumpur per hari.

Perusahaan melalui anak perusahaannya akan berpartisipasi dalam proses desain, menyediakan beberapa alat dan dukungan untuk pengolahan limbah, dan akan menjadi bagian dari memastikan ekonomi sirkular di IKN, dengan manajemen non-kredit.

Selain itu, di Sumatera Timur, bekerja sama dengan PT Kopetindo, perseroan melalui anak usahanya juga siap memenuhi kebutuhan wood chip hingga 15.000 ton per tahun, yang selanjutnya dapat disuplai ke PLTU Air Anir pada akhir tahun pertama. semester. . 2023.

“Kuartal III 2023, pembangunan pabrik wood pellet akan dimulai dengan investasi Rp224 miliar untuk tujuan ekspor ke Eropa dan Jepang, menggunakan hutan tanaman energi di Provinsi Bangka Belitung,” kata Babi.

Pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai bahan bakar fosil untuk sumber listrik PLTU melalui Program Joint Firing. PLTU Air Anyir di Provinsi Bangka Belitung saat ini sedang menjalankan program co-firing menggunakan 15.000 ton wood chips dan akan ditingkatkan menjadi 30.000 ton wood chips per tahun.

Babi mengatakan: Proyek lain yang sedang diselesaikan perusahaan adalah pembangunan pabrik bio-propylene glycol, yang telah dimulai perusahaan pada kuartal pertama tahun 2022 untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan luar negeri.

Kami akan menggunakan sumber utama produksi propilen glikol, gliserin minyak sawit mentah, yang merupakan produk sampingan dari biodiesel. Sejauh ini, kami telah melakukan negosiasi tahap akhir yang intensif dengan produsen biodiesel untuk saling bekerja sama dalam penggunaan gliserin mentah sebagai bahan baku, dan kami telah menyelesaikan desain dan proses pabrik biopropilen glikol bekerja sama dengan penyedia teknologi. kata bobby.

Di ujung Jakarta, melalui anak usahanya PT Indoplast Makmur Lestari, perseroan juga menyiapkan sejumlah kegiatan untuk menyelesaikan pembangunan proyek PSEL atau limbah listrik di Cakung, Jakarta Utara.

“Tahap finalisasi studi kelayakan dan penandatanganan perjanjian kerja sama telah tercapai. Rencananya akan dibentuk perusahaan patungan pada paruh pertama 2023, dilanjutkan dengan penandatanganan PPA dengan PLN, kata Babi.

Dia menambahkan: Pada tahun 2023, direncanakan penutupan keuangan akan selesai, diikuti dengan operasi eksekutif. Proses COD proyek PSEL Jakarta – Cakung dijadwalkan selesai pada 2026.

Hyundai dan PLN sepakati sertifikat energi terbarukan

Indonesia-UE bahas kerja sama infrastruktur global EBT

Koresponden: Ahmad Bochuri
Editor: Budi Suyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *