Perhimpunan nasional dan organisasi massa moderat lainnya harus selalu aktif dan netral sebelum pemilu.
Jakarta (JurnalPagi) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang, Provinsi Banten, menekankan pentingnya pencegahan politik yang mengarah pada suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk mewujudkan pemilihan umum yang damai pada tahun 2024. Pamilo) mengingatkan.
“Hal-hal seperti itu harus dicegah sejak dini agar proses demokrasi dapat berjalan dengan lancar, aman, dan damai,” kata Sekretaris MUI Kota Sereng Kiai Haji Amas Tajuddin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, menjelang pemilu 2024, mesin politik akan banyak bergerak untuk mendapatkan suara. Politisi akan menggunakan strategi yang berbeda untuk memenangkan perlombaan.
Dalam praktiknya, politik Sarah harus dicegah agar kontestasi pemilu 2024 tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat akibat kampanye hitam dan politik identitas dalam upaya meraih simpati publik.
“Isu suku, agama, ras, dan antargolongan diangkat oleh pihak-pihak yang sebenarnya dikenal sebagai kelompok kepentingan yang ingin menang dengan cara yang berbeda-beda,” ujarnya.
Kebijakan SARA membuat situasi masyarakat menjadi “panas” dan mudah “terbakar”, apalagi dibumbui dengan ujaran kebencian bercita rasa asing, yang mengganggu kerukunan dan berakhir dengan konflik terbuka.
Ia menyatakan: Produksi penipuan dan fitnah meningkat, bahkan dalam diskusi tentang penerbitan ayat-ayat (kitab), mereka telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga memabukkan dan menipu masyarakat dunia.
Berkaca pada Pilkada 2019, Sekretaris Pengurus Daerah Nahdat Ulama (PWNU) itu menyebut, tak sedikit pesta demokrasi yang bercampur dengan nuansa permusuhan.
“Inilah sifat permasalahan (ribet nafsu) kelompok manusia di dunia politik menjelang pemilu,” kata Ketua FKPT Provinsi Banten itu.
Oleh karena itu, Amas memandang perlu peran aktif dan bijak dari semua pihak untuk melakukan deteksi dini sebelum terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang timbul dari kebijakan SARA.
Dalam situasi seperti ini, penegakan hukum oleh pihak kepolisian, pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya merupakan jalan yang serius untuk mewujudkan Indonesia yang harmonis. Sebagai bagian dari solusi untuk menjaga kualitas pemilu 2024, diperlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat.
Keberadaan FKUB, MUI, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan ormas lainnya memimpin dalam rangka penguatan, pemajuan, pemeliharaan dan pemeliharaan kerukunan umat beragama sesuai tugas pokok dan fungsinya.
“Majelis nasional dan ormas moderat lainnya harus selalu aktif dan netral sebelum pemilu,” katanya.
KBRI Tokyo Buka Anggota PPLN, Harapkan Pemilu Damai dan Jujur
Polisi Sirbon tangkap pimpinan partai untuk jamin pemilu damai
Koresponden: Mohammad Zulfikar
Editor: D.Dj. Clevantoro