Mercure Batavia menyajikan bubur pecojan yang legendaris

JAKARTA (JurnalPagi) – Semangkuk bubur gudeg khas Timur Tengah kini bisa Anda nikmati di Kampong Pekojan, bubur syurbah, di Hotel Mercure Batavia, Jakarta Barat.

Bubur soto yang kemudian dikenal dengan bubur pekojan kuning ini berbeda dengan masakan bubur lainnya, karena menggunakan daging kambing atau domba baik untuk topping maupun kuahnya.

Koki Mercure Jakarta Batavia, Tesa, mengatakan di Jakarta, Jumat, “Kami belajar langsung dengan pembuat aslinya dari dulu, Habib Ahmad Asaghaf, beliau mengajarkan bahwa bubur pekojan ini memiliki bumbu yang sedikit lebih banyak dari bubur pada umumnya.”

Masjid Raya Aceh Sajikan Bubur Rombi Kanji untuk Buka Puasa di Madan Ferni.

Tessa menjelaskan bumbu yang sering digunakan pada masakan khas Timur Tengah, seperti kapulaga, adas manis, dan kayu manis, digunakan pada bubur pekojan.

Kambing muda dipilih untuk menghindari bau asam serta tekstur yang lebih lembut, lanjut Tessa. Kambing muda juga direbus hingga kuahnya menjadi bubur, kemudian dicampur dengan sedikit santan.

Tessa menambahkan, “Ini makanan yang biasa disajikan Habib saat berbuka puasa bersama warga Pekojan, baik di masjid maupun di Majelis Taklam. Bubur ini diambang kepunahan, makanya kami ingin menghadirkannya kembali ke sini. “

Sedangkan Pekojan adalah sebuah kampung di Kecamatan Tambora Jakarta Barat yang dikenal dengan Kampong Arab.

Setelah Tiga Tahun Absen, Koki Masjid Jame al-Mashun Kembali.

Zikir ini dimulai pada abad ke-18 pada masa penjajahan Belanda, karena banyak pendatang dari Hadhramout (Yaman Selatan) menetap di desa ini.

Dengan kedatangan orang Hadramaut di Indonesia, selain perdagangan dan penyebaran agama Islam, juga diperkenalkan tradisi dan makanan khas, salah satunya adalah bubur sop yang biasa disantap saat berbuka puasa.

Setiap hari selama Ramadan di Hotel Mercure Batavia yang terletak di kawasan Kota Toa, tersedia makanan hangat dari Pekojan Bubor yang legendaris.

Nostalgia para perantau melahirkan tradisi bagi-bagi bubur Samin di Jaingan

Koresponden: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulikha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *