Menteri BUMN perkuat BUMN sektor kesehatan dan ultra mikro

Meningkatkan Potensi Industri Kesehatan BUMN di Indonesia

Industri kesehatan merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memiliki target ambisius untuk mengambil ceruk pasar sebesar 15 persen – 20 persen dalam lima tahun ke depan. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah terus memperkuat perusahaan sektor kesehatan di tanah air serta BUMN pendukung sektor usaha mikro hingga kecil.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Erick adalah dengan membentuk Holding BUMN kesehatan yang terdiri atas Biofarma, Indofarma, dan Kimia Farma. BUMN di sektor kesehatan ini memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional.

Erick optimistis bahwa targetnya dapat tercapai karena BUMN tersebut memiliki sumber daya yang lengkap dalam sektor kesehatan, mulai dari aspek logistik, klinik, obat, hingga vitamin. Selain itu, penguatan BUMN sektor farmasi juga menjadi bentuk kesigapan pemerintah dalam mengantisipasi terjadinya pandemi di masa yang akan datang.

Pemerintah juga telah berhasil memadukan kesehatan dan pariwisata dalam proyek di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Indonesia yang terletak di kawasan Sanur, Bali. Dalam proyek ini, Menteri BUMN memadukan BUMN Farmasi dan BUMN Pariwisata untuk mengembangkan kawasan dengan mendirikan Bali International Hospital yang bekerjasama dengan Mayo Clinic sebagai rumah sakit terbaik di Amerika Serikat dan terpercaya di industri kesehatan dunia. Wisata medis ini diproyeksikan membuka peluang senilai Rp97 triliun.

Selain itu, Kementerian BUMN juga membentuk Holding Ultra Mikro pada Triwulan III tahun 2021 yang dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Holding ini berfokus pada peningkatan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah bagi pelaku usaha mikro di Indonesia. Melalui holding ini, pemerintah berupaya untuk memajukan segmen ultra mikro sebagai bagian dari Indonesia Maju, dengan tujuan mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pengusaha Ultra Mikro.

Beberapa program andalan dalam Holding Ultra Mikro ini adalah PNM Mekaar dan ULaMM yang dimiliki oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada Mei 2023, tercatat telah menjaring 14,5 juta nasabah aktif dengan total aset mencapai Rp51,6 triliun. Total penyaluran sebesar Rp24,1 triliun dan baki debet mencapai Rp45,1 triliun. Pemerintah juga mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pemanfaatan Pasar Digital (PaDi) UMKM yang saat ini telah mencapai angka 40.000 UMKM.

Dengan upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah dan dukungan dari BUMN sektor kesehatan serta BUMN pendukung sektor usaha mikro hingga kecil, diharapkan industri kesehatan BUMN dapat berkembang pesat dalam lima tahun ke depan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan perekonomian Indonesia, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, terus memperkuat perusahaan sektor kesehatan di Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan membentuk Holding BUMN kesehatan yang terdiri atas Biofarma, Indofarma, dan Kimia Farma. Erick menargetkan agar industri kesehatan BUMN dapat mengambil ceruk pasar sebesar 15 persen hingga 20 persen dalam lima tahun ke depan.

Erick optimistis target tersebut dapat tercapai karena BUMN di sektor kesehatan memiliki sumber daya yang lengkap dalam aspek logistik, klinik, obat, dan vitamin. Selain itu, penguatan BUMN sektor farmasi juga merupakan bentuk kesigapan pemerintah dalam menghadapi potensi pandemi di masa depan.

Selain sektor kesehatan, Kementerian BUMN juga membentuk Holding Ultra Mikro yang dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Holding ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap serta lebih murah bagi pelaku usaha mikro di Indonesia. Holding Ultra Mikro fokus pada penguatan ketahanan ekonomi, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha ultra mikro.

Salah satu program andalan dalam Holding Ultra Mikro adalah PNM Mekaar dan ULaMM yang dimiliki oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Hingga Mei 2023, program ini telah berhasil menjaring 14,5 juta nasabah aktif dengan total aset mencapai Rp51,6 triliun. PNM juga berupaya untuk lebih banyak menjangkau pelayanan terhadap usaha mikro dan kecil dengan memiliki 4.213 kantor layanan PNM Mekaar dan 642 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia.

Selain itu, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga didorong melalui pemanfaatan Pasar Digital UMKM (PaDi) yang saat ini sudah mencakup 40.000 UMKM. UMKM yang tergabung dalam PaDi terus didukung untuk mengembangkan potensi bisnisnya, termasuk melalui penyaluran bantuan sebesar Rp24,4 triliun dari 92 perusahaan serta anak perusahaan BUMN.

Dalam upaya memadukan sektor kesehatan dengan sektor pariwisata, Kementerian BUMN juga telah memadukan BUMN Farmasi dan BUMN Pariwisata untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Indonesia yang terletak di kawasan Sanur, Bali. Dalam proyek ini, Bali International Hospital akan didirikan dengan kerjasama Mayo Clinic sebagai rumah sakit terbaik di Amerika Serikat dan terpercaya di industri kesehatan dunia. Wisata medis ini diproyeksikan membuka peluang senilai Rp97 triliun.

Erick juga menyebutkan bahwa banyak dokter diaspora yang akan pulang ke Indonesia, dan dengan adanya infrastruktur dan fasilitas yang telah disiapkan, seperti spesialis kecantikan, rambut, jantung, kanker, dan kulit, hal ini akan berdampak positif terhadap ekonomi Bali.

Dengan langkah-langkah ini, Kementerian BUMN berupaya untuk menguatkan sektor kesehatan dan mendukung sektor usaha mikro hingga kecil dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional serta memajukan perekonomian Indonesia.