Mengonsumsi jamu dan obat herbal yang mengandung steroid dapat memicu berbagai jenis penyakit, salah satunya diabetes. Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes dr. Farid Kurniawan, SpPD, PhD. Menurutnya, penggunaan steroid dalam jamu dan obat herbal dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, terutama pada individu yang memiliki faktor risiko diabetes seperti obesitas, riwayat diabetes pada kehamilan sebelumnya, atau keluarga dengan riwayat diabetes.
Steroid merupakan jenis obat yang memiliki efek anti-inflamasi, antialergi, dan imunomodulator. Beberapa jenis steroid yang umum digunakan adalah prednison dan dexamethasone. Steroid sering dicampurkan ke dalam jamu karena memberikan efek tubuh yang terasa enak. Sugesti ini membuat orang-orang terus mengonsumsi jamu tersebut, yang pada akhirnya dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Dalam hal ini, Dr. Farid mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat herbal dan jamu. Walaupun takut dengan obat kimia, tetapi mengonsumsi obat herbal tanpa mengetahui campurannya juga bisa berisiko. Efek samping dari penggunaan steroid dalam jamu dan obat herbal tidak hanya berdampak pada diabetes, tetapi juga bisa memengaruhi hormon di dalam tubuh.
Untuk itu, penting bagi individu untuk lebih memahami kandungan dan efek samping dari obat herbal dan jamu yang akan dikonsumsi. Jika memiliki faktor risiko diabetes atau kondisi kesehatan lainnya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat herbal atau jamu tertentu. Menggunakan obat herbal atau jamu yang telah terbukti aman dan berkualitas juga merupakan langkah yang bijak dalam menjaga kesehatan tubuh.
Dalam era digital seperti sekarang, informasi mengenai obat herbal dan jamu dapat dengan mudah ditemukan melalui internet. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang tersedia di internet dapat dipercaya sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk memverifikasi informasi tersebut dengan sumber yang terpercaya seperti dokter atau ahli kesehatan.
Dalam menjaga kesehatan tubuh, penggunaan obat herbal dan jamu dapat menjadi alternatif yang menarik. Namun, tetap perlu diingat bahwa penggunaan obat herbal dan jamu harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan petunjuk penggunaan yang benar. Selalu perhatikan kandungan serta efek samping yang mungkin timbul, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan manfaat obat herbal dan jamu secara optimal tanpa membahayakan kesehatan tubuh.
Mengonsumsi jamu dan obat-obatan herbal yang mengandung steroid dapat memicu berbagai jenis penyakit, salah satunya adalah diabetes, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes dr. Farid Kurniawan, SpPD, PhD.
“Kalau jamu beneran sih masih oke, masih bagus. Yang menjadi masalah adalah kalau jamunya ini dicampur dengan obat namanya steroid,” ujar dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusomo tersebut, dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Farid menjelaskan bahwa terdapat berbagai macam obat yang tergolong sebagai steroid, seperti prednison yang memiliki efek anti-inflamasi, antialergi, dan imunomodulator; hingga dexamethasone yang biasanya digunakan untuk mengurangi atau menekan proses peradangan dan alergi yang terjadi pada tubuh atau untuk gangguan kekebalan tubuh (autoimun).
Steroid acapkali dicampur ke dalam jamu karena memberi efek tubuh menjadi terasa enak.
“Jadi sugesti orang-orang, setelah dapat jamu itu (yang mengandung steroid), badannya jadi segar banget. Akhirnya diminum lagi, diminum lagi, minum lagi,” kata Farid.
Apabila obat-obatan tersebut dicampur ke dalam jamu dan dikonsumsi dalam jangka panjang, terlebih oleh orang-orang yang memiliki faktor risiko untuk terkena diabetes, maka obat-obatan tersebut dapat memicu peningkatan kadar gula darah, ujar Farid.
Orang-orang yang memiliki faktor risiko diabetes adalah orang-orang dengan obesitas atau berat badan berlebih, memiliki riwayat diabetes pada kehamilan sebelumnya, atau memiliki keluarga yang diabetes.
“Gula darah yang meningkat ini yang kami sebut dengan diabetes tipe lain,” ucap Farid.
Disebut tipe lain, kata Farid, karena diabetes tipe itu tidak disebabkan oleh kerusakan pada pankreas, maupun gangguan kerja pada hormon insulin. Diabetes tipe lain disebabkan oleh keberadaan obat yang menyebabkan tubuh tidak bisa mengolah glukosa atau gula darah dalam tubuh dengan baik.
“Efek sampingnya tidak hanya ke diabetes, tetapi banyak juga yang lain. Karena dia (steroid) sangat memengaruhi hormon di dalam tubuh kita juga,” ujar Farid.
Oleh karena itu, dia berpesan agar masyarakat menjadi lebih hati-hati dalam mengonsumsi obat herbal maupun jamu-jamuan. Jangan sampai karena takut dengan obat kimia, masyarakat jadi mengonsumsi obat-obatan herbal dan jamu tanpa mengetahui campurannya.