Khofifah dorong santri ambil peran cegah perpecahan

Gubernur Jawa Timur Mendorong Santri Berperan Aktif dalam Membangun Kondusifitas Pemilihan Umum 2024

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendorong seluruh santri untuk berperan aktif dalam membangun suasana kondusif mencegah terjadinya perpecahan akibat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Tensi politik yang tinggi dapat memicu konflik dan polarisasi yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, Khofifah mengingatkan santri untuk menjadi pionir perdamaian.

Sejarah santri diukir dengan ikut memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Khofifah menekankan pentingnya santri untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan tersebut dalam konteks Indonesia kekinian. Dengan intelektualitas yang tinggi dan pemahaman serta wawasan keagamaan yang luas, Khofifah yakin seluruh santri mampu mencegah terjadinya perpecahan akibat pemilu 2024 dan menjaga perdamaian demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Selain itu, Khofifah juga menyinggung pentingnya bagi santri untuk peka terhadap situasi zaman. Perang saat ini tidak lagi hanya dalam bentuk pertempuran fisik, namun juga melibatkan aspek ekonomi, teknologi, dan budaya. Oleh karena itu, santri juga harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini.

Jumlah santri yang besar dan mayoritas berada dalam usia produktif merupakan kekuatan besar yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan bangsa. Banyak santri yang telah membuktikan diri mampu berkontribusi dan berhasil di berbagai bidang kehidupan, tidak hanya dalam hal religiusitas. Pandangan bahwa santri itu tradisional dan ketinggalan zaman pun mulai memudar.

Khofifah juga mengingatkan agar seluruh santri tetap memegang teguh etika dan moralitas ketika terjun ke tengah-tengah masyarakat. Etika dan moralitas yang dimiliki santri menjadi keunikan yang tidak dimiliki oleh individu lain yang bukan berasal dari kalangan santri.

Dengan demikian, santri memiliki peran penting dalam membangun suasana kondusif jelang Pemilu 2024. Melalui pemahaman nilai-nilai perjuangan, adaptasi terhadap perubahan zaman, serta memegang teguh etika dan moralitas, santri dapat menjadi motor penggerak perdamaian dan persatuan bangsa.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mendorong seluruh santri untuk berperan aktif dalam membangun suasana kondusif dan mencegah terjadinya perpecahan akibat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Menurut Khofifah, tensi politik yang tinggi di masyarakat dapat memicu konflik dan polarisasi, terutama dengan pelaksanaan pemilu Presiden dan Wapres serta legislatif yang dilaksanakan secara serentak.

Khofifah mengatakan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus menjadi yang utama. Ia meminta agar santri tidak terjebak dalam fanatisme terhadap pilihan politik tertentu yang dapat memecah belah bangsa. Sebagai pionir perdamaian, santri diharapkan dapat merefleksikan nilai-nilai perjuangan dalam konteks Indonesia saat ini.

Dalam upayanya mencegah perpecahan akibat pemilu 2024, Khofifah meyakini bahwa seluruh santri dengan intelektualitas tinggi dan pemahaman serta wawasan keagamaan yang luas dapat berperan penting. Ia mengimbau agar seluruh tahapan pemilu berlangsung dengan jujur, adil, dan penuh dengan kedamaian.

Khofifah juga menyinggung pentingnya bagi santri untuk peka terhadap situasi zaman. Perang saat ini tidak lagi hanya dalam bentuk pertempuran fisik, tetapi juga mencakup aspek ekonomi, teknologi, dan budaya. Oleh karena itu, santri perlu beradaptasi dan tidak kalah dalam berkompetisi di era globalisasi.

Lebih lanjut, Khofifah mengungkapkan bahwa jumlah santri yang besar dan mayoritas berada dalam usia produktif merupakan kekuatan besar dalam pembangunan bangsa. Banyak santri yang telah membuktikan kontribusinya di berbagai bidang kehidupan, bukan hanya dalam hal religiusitas. Anggapan bahwa santri ketinggalan zaman mulai memudar.

Khofifah juga mengingatkan agar seluruh santri memegang teguh etika dan moralitas ketika berinteraksi dengan masyarakat. Ia menyatakan bahwa ciri ini adalah hal yang membedakan santri dengan individu lain yang bukan berasal dari kalangan santri.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyebutkan sejarah adanya peringatan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober. Peringatan ini tidak lepas dari Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) yang dicetuskan oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad merupakan bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah dan semangat ini harus terus dipelihara.

Dalam artikel ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong santri untuk berperan aktif membangun suasana kondusif dan mencegah perpecahan akibat pemilu 2024. Ia menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa di atas segalanya serta mengingatkan santri akan sejarah perjuangan mereka dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Santri diharapkan dapat merefleksikan nilai-nilai perjuangan tersebut dalam konteks Indonesia saat ini. Selain itu, Khofifah juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perubahan zaman dan peka terhadap situasi yang ada. Dalam pembangunan bangsa, santri memiliki peran yang besar dan kontribusi yang signifikan.