Pentingnya Mengenali Gejala Stroke dan Tindakan Pencegahannya
Pakar neurologi dari Universitas Diponegoro, dr Sigit Dewanto H., Sp.N, FINS, FINA, menjelaskan bahwa kesemutan yang menjadi gejala stroke biasanya terjadi di satu sisi tubuh terlebih dahulu, baik itu sisi kiri atau kanan, bukan pada kedua sisi sekaligus. Kesemutan yang terjadi pada wajah, tangan, dan kaki secara bersamaan juga bukanlah gejala stroke.
Stroke adalah kondisi yang terjadi akibat terganggunya peredaran darah ke otak secara tiba-tiba atau mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak, yang mengakibatkan terputusnya pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
Selain kesemutan pada wajah, tangan, dan kaki, gejala lain yang dapat menjadi tanda stroke meliputi nyeri kepala, pingsan atau kehilangan kesadaran, vertigo atau pusing berputar. Gejala stroke dapat bervariasi, tergantung pada wilayah otak yang terkena dampak. Beberapa gejala yang mungkin timbul adalah kehilangan kemampuan mendengar, mencium, atau mengalami gangguan ingatan.
Nyeri kepala yang terjadi pada saat stroke biasanya tidak pernah dirasakan sebelumnya oleh pasien dan terasa sangat hebat, berbeda dengan sakit kepala biasa. Selain itu, gejala lainnya meliputi kebingungan, kesulitan bicara, kesulitan melihat, kesulitan berjalan, atau gangguan keseimbangan. Penting untuk diketahui bahwa semua gejala stroke terjadi secara tiba-tiba. Jika terdapat gejala sebelumnya, kemungkinan bukan stroke, melainkan mungkin penyakit lain seperti tumor otak.
Menurut dr Sigit, stroke dan serangan jantung saat ini merupakan penyebab kematian lebih dari 15 miliar orang setiap tahunnya. Kedua penyakit ini umumnya dialami oleh individu yang berusia di bawah 65 tahun dan seharusnya dapat dicegah.
Khususnya untuk stroke, terdapat risiko tinggi adanya gejala sisa atau cacat setelah serangan stroke. Meskipun beberapa penyakit lain dapat sembuh sepenuhnya, stroke seringkali meninggalkan dampak yang permanen.
Penting bagi kita untuk mengenali gejala stroke dan tindakan pencegahannya. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segeralah mencari bantuan medis. Semakin cepat tindakan medis dilakukan, semakin besar kemungkinan untuk mengurangi kerusakan otak yang dapat terjadi akibat stroke.
Pencegahan juga menjadi kunci penting dalam mengurangi risiko stroke. Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, menghindari merokok, dan mengontrol tekanan darah serta kolesterol, dapat membantu mengurangi risiko terkena stroke.
Mengetahui gejala dan tindakan pencegahan stroke adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup kita. Kita semua memiliki peran dalam mencegah stroke, baik dalam diri sendiri maupun membantu orang di sekitar kita. Semoga artikel ini bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengenali gejala stroke dan tindakan pencegahannya.
Kesemutan yang menjadi gejala stroke biasanya terjadi di satu sisi tubuh dulu, kiri atau kanan, bukan kedua sisi. Hal ini disampaikan oleh Pakar Neurologi lulusan Universitas Diponegoro, Dr. Sigit Dewanto H., Sp.N, FINS, FINA dalam Small Group Media Discussion RSPI yang bertema “Penanganan Stroke dengan Teknologi Terdepan” di Jakarta.
Stroke adalah keadaan terganggunya peredaran darah ke otak secara tiba-tiba atau mendadak. Hal ini biasanya dapat disebabkan oleh tersumbat atau pecahnya pembuluh darah di otak. Akibatnya, asupan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak terputus, sehingga jaringan otak dapat mengalami kerusakan.
Selain kesemutan pada wajah, tangan, dan kaki, gejala stroke juga bisa meliputi nyeri kepala, pingsan atau tidak sadar, serta vertigo atau pusing berputar. Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena. Misalnya, seseorang tiba-tiba tidak bisa mendengar, mencium, atau mengalami kehilangan ingatan.
Nyeri kepala yang disebabkan oleh stroke biasanya tidak pernah dirasakan sebelumnya oleh pasien. Nyerinya sangat hebat dan berbeda dengan sakit kepala biasa. Gejala stroke lainnya meliputi kebingungan, kesulitan bicara, kesulitan melihat, kesulitan berjalan, atau gangguan keseimbangan. Semua gejala ini terjadi tiba-tiba.
Dr. Sigit juga menjelaskan bahwa stroke selalu ditandai dengan gejala yang muncul tiba-tiba. Jika ada gejala sebelumnya, kemungkinan bukan stroke, melainkan kondisi lain seperti tumor otak. Saat ini, stroke dan serangan jantung menyebabkan lebih dari 15 juta kematian setiap tahunnya. Kedua penyakit ini banyak dialami oleh individu berusia di bawah 65 tahun dan seharusnya dapat dicegah.
Stroke memiliki kemungkinan adanya gejala sisa atau cacat yang tinggi. Hal ini berbeda dengan penyakit lain yang mungkin dapat sembuh sepenuhnya. Menurut Dr. Sigit, banyak pasien stroke yang mengalami cacat dan perlu perawatan jangka panjang.
Dalam upaya mencegah stroke, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejalanya. Jika seseorang mengalami gejala yang mencurigakan, segera mencari pertolongan medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.