Modernisasi Irigasi: Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengungkapkan pentingnya implementasi modernisasi irigasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional. Modernisasi irigasi bertujuan untuk meningkatkan keandalan layanan irigasi agar lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah, menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki daerah irigasi (DI) seluas 9.136.028 hektar. Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, pemerintah telah melakukan berbagai langkah, antara lain pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi baru, peningkatan tata kelola operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, serta rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi.
Modernisasi irigasi dilakukan melalui perbaikan dan pembaruan keandalan penyediaan air irigasi, perbaikan sarana dan prasarana irigasi, penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi, penguatan institusi pengelola irigasi, serta pemberdayaan sumber daya manusia. Dengan melakukan modernisasi irigasi, diharapkan terjadi perbaikan dan peningkatan kinerja layanan irigasi secara menyeluruh, terutama pada jaringan irigasi yang dikelola pemerintah daerah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu contoh implementasi modernisasi irigasi adalah di DI Rentang, Provinsi Jawa Barat. DI Rentang mengairi areal pertanian seluas 87.840 hektar di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu dengan memanfaatkan debit Sungai Cimanuk. Melalui modernisasi yang telah dilakukan, diharapkan pada tahun 2025 dapat meningkatkan indeks pertanaman hingga 280 persen di tiga kabupaten tersebut.
Selain modernisasi bendungan, Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan 61 bendungan pada tahun 2014-2024. Dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 52 bendungan memiliki potensi pemanfaatan layanan irigasi untuk 71 daerah irigasi. Melalui pembangunan bendungan, luas irigasi yang dapat dimanfaatkan mengalami peningkatan signifikan dari 761.542 hektar pada tahun 2014 menjadi 1,14 juta hektar pada tahun 2024. Hal ini akan berdampak pada peningkatan indeks pertanaman dari sekitar 137 persen menjadi sekitar 254 persen.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, optimalisasi sistem irigasi menjadi hal yang sangat penting. Citra satelit juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi irigasi sawah.
Dengan adanya modernisasi irigasi, diharapkan ketahanan pangan nasional dapat tercapai. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus mendukung dan melaksanakan modernisasi irigasi guna meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
Modernisasi irigasi menjadi langkah penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional di Indonesia. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyadari bahwa perlu dilakukan modernisasi irigasi guna meningkatkan keandalan layanan irigasi menjadi lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah, menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki daerah irigasi seluas 9.136.028 hektar. Untuk mendukung ketahanan pangan nasional, pemerintah telah melakukan berbagai langkah, seperti pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi baru, peningkatan tata kelola operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, serta rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi jaringan irigasi.
Modernisasi irigasi dilakukan melalui perbaikan dan pembaruan keandalan penyediaan air irigasi, perbaikan sarana dan prasarana irigasi, penyempurnaan sistem pengelolaan irigasi, penguatan institusi pengelola irigasi, serta pemberdayaan sumber daya manusia. Dengan melakukan modernisasi irigasi, diharapkan dapat terjadi perbaikan dan peningkatan kinerja layanan irigasi secara menyeluruh, terutama pada jaringan irigasi yang dikelola pemerintah daerah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu contoh implementasi modernisasi irigasi adalah di Daerah Irigasi Rentang, Provinsi Jawa Barat. Daerah ini mengairi areal pertanian seluas 87.840 hektar di tiga kabupaten, yaitu Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Dengan memanfaatkan debit Sungai Cimanuk, modernisasi irigasi di daerah ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman hingga 280 persen pada tahun 2025.
Selain modernisasi irigasi, Kementerian PUPR juga melakukan pembangunan bendungan guna membantu peningkatan produksi pangan. Sejak tahun 2014 hingga 2024, telah dibangun 61 bendungan dengan total kapasitas tampungan 3.746,51 juta m3. Dari 61 bendungan tersebut, 52 bendungan memiliki potensi pemanfaatan layanan irigasi untuk 71 daerah irigasi. Dengan pembangunan bendungan ini, luas irigasi yang dapat dimanfaatkan meningkat dari 761.542 hektar pada tahun 2014 menjadi 1,14 juta hektar pada tahun 2024. Hal ini berdampak pada peningkatan indeks pertanaman yang semula sekitar 137 persen menjadi sekitar 254 persen.
Melalui modernisasi irigasi dan pembangunan bendungan, diharapkan dapat tercapai ketahanan pangan nasional yang lebih baik. Langkah ini juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta stakeholder terkait sangat diperlukan.