Kementerian Komunikasi dan Informatika akan menjamin ASO Jabar dan Jateng mulai 2 Desember

Jakarta (JurnalPagi) –

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan Matikan analog (ASO) atau penghentian siaran televisi terestrial analog akan berlangsung mulai Jumat (12/2) di sejumlah wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Badan penyiaran swasta dan pemangku kepentingan lainnya telah menetapkan batas waktu siaran analog pada 2 Desember pukul 24.00,” kata Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika Griyanthika Kurnia dalam webinar pengarahan ASO, Kamis.

ASO akan dilaksanakan pada tanggal 2 Desember di Bandung dan sekitarnya, Yogyakarta dan Sulu dan sekitarnya, Semarang dan sekitarnya serta Batam dan sekitarnya.

Batam menjadi salah satu lokasi ASO pada 2 Desember karena berada di perbatasan antara Indonesia dan Singapura serta menghindari sengketa dengan negara tetangga akibat gangguan spektrum frekuensi radio. Singapura dan Malaysia telah melakukan ASO sejak 2019 dan menggelar siaran digital.

Jika lokasi tersebut sudah menerapkan ASO pada 2 Desember, masyarakat di sana sudah bisa menerima siaran televisi terestrial digital.

Indonesia memiliki 225 wilayah penyiaran, 132 di antaranya telah menerima siaran televisi terestrial digital. Area siaran dapat melayani beberapa kota atau kabupaten.

Dari total wilayah yang saat ini mengudara secara digital, 103 di antaranya non-terestrial, artinya tidak menerima siaran televisi terestrial analog sebelumnya. Area tersebut segera menerima siaran digital.

Saat ini masih ada 93 daerah siaran yang melakukan ASO dan menyiarkan siaran digital.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah stasiun televisi terbanyak, dengan total 696 stasiun televisi yang mengudara di seluruh tanah air.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan, saat ini 580 saluran TV menyiarkan secara simulcast atau siaran analog dan digital dalam waktu yang bersamaan. Hanya 116 stasiun televisi, termasuk stasiun televisi lokal, lokal dan regional, yang menyiarkan program analog.

“Mereka bekerja dengan penyelenggara multipleks dan semua orang akan bergerak,” kata Griantika.

Koresponden: Natisha Andarningtias
Editor: Alviansia Pesaribo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *