Kemanusiaan selama satu minggu, booster kedua untuk biaya haji

JAKARTA (JurnalPagi) – Sejumlah berita penting menarik perhatian dalam sepekan terakhir, seperti vaksin booster kedua Covid-19 dengan 9,3 juta dosis. Indonesia tidak akan mengalami stagnasi seksual hingga biaya haji 2023 murah. tinjauan

Rangkuman berita yang menjadi perhatian publik sejak 23 hingga 28 Januari 2023 adalah sebagai berikut:

1. Penguat kedua

Kementerian Kesehatan (Depkes) mengalokasikan 9,3 juta dosis vaksin Covid-19 untuk mendukung program vaksinasi dosis booster kedua bagi masyarakat umum.

Dr Siti Nadia Termezi, Kepala Dinas Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan mengatakan, stok ini disimpan di pusat sebanyak 7,2 juta dosis dan 2,1 juta dosis di daerah.

Klik di sini untuk cerita selengkapnya

2. Kerja akrobat

Kementerian Kesehatan RI mengumumkan penurunan angka pertumbuhan nasional 2021-2022 sebesar 2,8 persen di Indonesia di 28 provinsi.

“Ada tiga provinsi yang mengalami penurunan terbesar yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan,” kata Syarife Lisa Munira, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.

Klik di sini untuk cerita selengkapnya

3. Mendukung pekerja migran

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Pospayoga mengatakan Indonesia memiliki kewajiban dan tanggung jawab penuh untuk menghormati hak dan perlindungan warganya, termasuk Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Pemerintah memiliki peran besar dalam merespon pelanggaran HAM yang dialami PMI. Indonesia tetap berkewajiban dan bertanggung jawab penuh untuk menegakkan hak dan melindungi warganya, tak terkecuali PMI,” kata Bintang Pospayoga.

Klik di sini untuk cerita selengkapnya

4. Biaya haji

Presiden Joko Widodo mengatakan, biaya haji 2023 masih dalam kajian dan belum final.

Dia mengatakan: Biaya haji masih dalam penyelidikan, belum final, masih dalam penyelidikan, masih dalam perhitungan.

Klik di sini untuk cerita selengkapnya

5. Stagnasi seksual

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai penyebab tidak terjadinya stagnasi seksual di Indonesia karena hampir semua keluarga fokus pada reproduksi atau memiliki anak.

“Orang yang ingin berkeluarga di Indonesia ingin bereproduksi atau punya anak. Hampir 99%, coba tanya pasangan usia subur atau yang baru menikah, tujuannya pasti reproduksi.”

Klik di sini untuk cerita selengkapnya

Koresponden: Astrid Fazla Al Habiba
Editor: Bambang Sotopo Hadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *