Kampanye sadar wisata 5.0 diyakini dapat mengembangkan potensi desa wisata

Jakarta (JurnalPagi) – Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Commenparkraf) Florida Pardosi mengatakan melalui program Tourism Awareness Campaign 5.0, pihaknya optimistis warga dapat mengembangkan potensi desa wisata. .

Saat mengikuti Biennial Tourism Forum (BTF) di Lombok, seperti tertulis dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Florida mengatakan, “Melalui program Tourism Awareness Campaign 5.0, kami optimis warga dapat mengembangkan potensi desa wisata” , Kamis.

Menurut Florida, program ini dapat menciptakan faktor perubahan yang menjaga keberlangsungan pembangunan pariwisata di pedesaan dan kelembagaan pedesaan yang dibutuhkan untuk melakukan pendampingan. Pengembangan desa wisata sangat membutuhkan kerjasama semua faktor Lima heliks (Pemangku kepentingan termasuk akademisi, masyarakat, bisnis, pemerintah dan media) dalam ekosistem.

“Kami membutuhkan kerja sama dengan kami agar kami dapat membantu mengubah desa wisata menjadi tujuan yang dapat ditawarkan Indonesia,” kata Florida.

Sandi Ingin Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata di Era “Society 5.0”.

BTF diadakan sebagai forum yang mempertemukan para penggiat desa wisata dengan para pemangku kepentingan. Dalam kegiatan yang digelar pada 14-15 Maret 2023, 11 desa wisata di Lombok yang menjadi target program Tourism Awareness Campaign 5.0 2022 memaparkan rencana pengembangan pariwisata yang akan mereka laksanakan.

Desa-desa yang berasal dari Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat ini telah melalui tahapan pengembangan, pelatihan dan persembahan. Kini mereka bersiap memasuki tahap selanjutnya, pendampingan.

Yani Aji Sujana, perwakilan Desa Sekutong Barat, Lombok Barat, menjelaskan warga dan penggiat wisata bertekad untuk bekerjasama, termasuk mendorong emas, perak, dan mutiara hasil produksi desa tersebut memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

“Itu ada untuk menarik wisatawan datang Menyelam olahraga Dan tabung pernapasan dalam tiga tanggul (Pulau). Selain itu, kami akan mengembangkan souvenir khusus untuk UMKM dari limbah kerang. Yang paling unik adalah objek wisata yang dikemas dengan pendekatan bercerita (mendongeng) yang bisa dijual sebagai cover untuk paket wisata Three Dykes.” kata Yani.

TNBTS Dukung Desa Wisata dan Ikrar Sadar Wisata

Malik Abdulaziz dari Desa Kota Mandalika di Lombok Tengah mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan pemasaran digital sebagai sarana promosi pariwisata.

Untuk jangka panjang, kampung nelayan di Pantai Benjoon dengan pasir seperti merica dan pepohonan di pinggir pantai sebagai tempat tinggal. Nilai jual yang unik (faktor keunikan dan penjualan). Malek menjelaskan tentunya kami akan bekerjasama dengan travel agent disana.

Sebuah perjalanan bersama dari Desa Gili Inda, di Lombok Utara, mengatakan masyarakat telah mencetuskan konsep ekowisata berbasis masyarakat dalam bentuk kegiatan bersama dengan pendidikan.

“Seperti sekolah menyelam, Kami akan memasukkan nilai-nilai tentang ekosistem, sehingga ada tambahan pengetahuan. Safri berkata: Kami mengajak para tamu untuk mencintai ekosistem dengannya.

Dari Lombok Timur, perwakilan Desa Jerovaro, Lukman Noorhakim menjelaskan potensi wisata mangrove, mulai dari penanaman hingga galeri pembibitan hingga pengolahan mangrove menjadi kopi.

“Festival Mangrove Bill juga diadakan setiap tahun yang sarat dengan nilai edukasi karena fokus kami bukan profit, tapi bagaimana menjaga mangrove,” kata Lokman.

Lokman menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan desa terdekat untuk mengembangkan paket wisata.

Campercraft Gelar Kampanye Sadar Wisata 5.0 di Maglang.

Martini M. Paham, Vice President Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada kesempatan terpisah mengajak desa-desa terpilih untuk memanfaatkan peluang yang tepat agar program tepat sasaran dan tepat manfaatnya. Menghidupkan kembali pariwisata yang terpuruk akibat pandemi covid-19.

“Kita harus lebih cepat, lebih kuat dengan mengutamakan adaptasi, inovasi dan kolaborasi,” ujar Martini.

Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 diselenggarakan dalam Program Pengembangan Pariwisata Terpadu dan Berkelanjutan (P3TB) di enam Daerah Tujuan Wisata (DPP) Prioritas di Indonesia, antara lain Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Sumeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.

Program kampanye sadar wisata 5.0 memiliki enam kegiatan, yang meliputi sosialisasi sadar wisata, pelatihan, penyusunan proposal, pembinaan, evaluasi dan pengenalan para pegiat wisata.

Kaman Perkraf tekankan perlunya implementasi CHSE di destinasi pariwisata

Kerja sama adalah kunci berkembangnya kewirausahaan desa wisata

Pembicara: Sochi Nurhaliza
Editor: Natisha Andarningtias

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *