JAKARTA (JurnalPagi) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo Adi bersama Asosiasi Koki Indonesia (ICA) saat ini sedang mengkampanyekan B2SA atau Program Pangan Bervariasi, Bergizi, Seimbang, dan Aman.
Dikatakannya: Program ini merupakan perwujudan UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menyebutkan dalam Pasal 60 bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib mewujudkan keragaman konsumsi pangan dengan membudayakan pola konsumsi pangan beragam, seimbang, dan aman (B2SA).
“Ada di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, jadi dilakukan secara luas,” kata Aref saat membuka acara Cef Expo 2023 di Jakarta, Rabu.
Superindo cegah ‘buang-buang makanan’ dengan luncurkan mobile kitchen ‘Mustikarasa’
Aref mengatakan, kampanye B2SA ini bernama ‘Fill Your Plate’, yaitu ajakan kepada masyarakat untuk makan dengan ukuran ideal. Isi piring yang dianjurkan adalah 1/3 diisi karbohidrat, 1/3 diisi sayuran, 1/6 diisi lauk pauk, dan 1/6 diisi buah.
Hal ini dilakukan karena masyarakat Indonesia cenderung terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkarbohidrat, sehingga dengan adanya kampanye ini diharapkan masyarakat dapat mengonsumsi serat sekaligus.
Selain kampanye “Isi Piring Anda”, Aref mengatakan Badan Pangan Nasional juga melakukan kegiatan lain yang disebut “B2SA Goes to School”. Kampanye ini dilakukan bekerja sama dengan ICA untuk mengajarkan anak-anak dan remaja dari SD hingga SMA untuk mengonsumsi makanan sehat.
“Sejak awal (mereka) mendapat ilmu B2SA,” kata mantan CEO PT Rajawali Nusantara Indonesia itu.
Bapnas siapkan ibu-ibu PKK menanam pangan untuk mendukung suksesnya B2SA
Aref berharap program B2SA dapat segera dilaksanakan secara umum oleh masyarakat Indonesia. Menurutnya, program kampanye B2SA paling baik dilaksanakan melalui pendidikan, apalagi jika bisa dimasukkan dalam kurikulum sekolah.
Program B2SA juga termasuk strategi Badan Pangan Nasional untuk melakukan diversifikasi pangan, selain karbohidrat yang saat ini masih bergantung pada komoditas beras. Aref mengatakan: Selain nasi dan padi, masih banyak makanan alternatif sebagai sumber karbohidrat antara lain kentang, singkong, sorgum, sagu, dll.
Padahal, masyarakat sudah lama mengonsumsi karbohidrat dari komoditas lain karena biasanya digunakan berdasarkan komoditas terbanyak di suatu daerah. Oleh karena itu, Aref dan Badan Pangan Nasional mendukung kearifan pangan lokal sebagai langkah nyata keanekaragaman pangan nasional.
“Jadi biarlah kearifan kuliner lokal hidup di sana,” kata Ketua Babanas Arif Prastiv Adi.
Menu B2SA Cipta Festival dorong konsumsi kuliner lokal di Maluku
Koresponden: Winnie Sofa Salma
Editor: Siti Zulikha