Peran Strategis UMKM dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Implementasi SDGs
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) menyatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Selain itu, UMKM juga memiliki potensi besar dalam mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi, mengungkapkan bahwa UMKM memiliki kemampuan untuk menjadi agen dalam mendukung terwujudnya SDGs. Strategi dan operasional bisnis UMKM yang didasarkan pada prinsip keberlanjutan, tidak hanya melibatkan aspek lingkungan tetapi juga aspek sosial masyarakat.
Salah satu tantangan yang dihadapi UMKM di era industri 4.0 adalah pemanfaatan teknologi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh UN Women, digitalisasi dapat membantu UMKM, terutama UMKM perempuan, untuk bertahan dan berkembang.
Untuk meningkatkan potensi UMKM, digitalisasi harus dimanfaatkan dengan lebih baik. Hal ini akan membantu pelaku usaha untuk lebih memahami pentingnya pemasaran, pengelolaan keuangan, dan keberlanjutan usaha dalam perkembangan bisnis yang dikelola.
Digitalisasi juga memungkinkan perempuan pengusaha untuk menyeimbangkan antara mencari nafkah dengan mengurus rumah tangga serta menjangkau pasar yang lebih luas.
Sebuah bisnis yang menerapkan prinsip sustainability business akan dapat memperluas jangkauan pasar, membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen, serta mempermudah akses pasar ekspor. Prinsip ini dianggap membangun citra yang baik dari produk dan jasa yang ditawarkan.
Selain itu, UMKM juga memiliki peran dalam mendukung ekonomi hijau yang melibatkan ekonomi rendah karbon, hemat sumber daya, inklusif secara sosial, serta fokus pada pembangunan berkelanjutan dan penurunan risiko lingkungan. UMKM juga turut berperan dalam mendukung ekonomi biru dengan fokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan di sektor kelautan, dengan memastikan kelestarian lingkungan laut dan wilayah pesisir.
Nita menegaskan bahwa kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi guna menciptakan dunia yang lebih aman, berkelanjutan, dan setara bagi makhluk hidup dan lingkungan.
Tren konsumen saat ini menunjukkan adanya perhatian yang meningkat terhadap produk yang mengedepankan prinsip sustainability, seperti organik, eco-green, dan sosial enterprise. Hal ini terkait dengan pemikiran tentang isu lingkungan dan sosial saat memutuskan penggunaan produk atau jasa.
Dalam Pembukaan Rakernas IWAPI kedua di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Banten, Nita mendorong semua pihak di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kompetensi agar transformasi digitalisasi dapat membantu UMKM naik kelas dengan terbukanya peluang bisnis serta meningkatkan daya saing.
Nita juga menekankan pentingnya mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam mengelola dagangan, karena hal ini memiliki nilai jual di pasar ekspor.
Dengan demikian, UMKM memiliki peran yang strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta implementasi SDGs di Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi dan implementasi prinsip keberlanjutan, UMKM dapat berkembang dan berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan setara bagi semua.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nita Yudi. Menurutnya, UMKM dapat menjadi agen dalam mendukung terwujudnya Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.
Nita menjelaskan bahwa UMKM tidak hanya bertumpu pada prinsip keberlanjutan dalam lingkungan, tetapi juga dalam aspek sosial masyarakat. Pada masa kini, tantangan yang dihadapi oleh UMKM adalah pemanfaatan teknologi di era industri 4.0. Berdasarkan penelitian UN Women, digitalisasi sangat membantu UMKM perempuan untuk bertahan dan berkembang.
Untuk meningkatkan potensi UMKM, digitalisasi dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Hal ini akan membantu pelaku usaha memahami pentingnya pemasaran, pengelolaan keuangan, dan berkelanjutan usaha bagi perkembangan bisnis yang dikelola. Melalui digitalisasi, perempuan pengusaha juga dapat menyeimbangkan antara mencari nafkah dengan mengurus rumah tangga serta menjangkau pasar yang lebih luas.
Selain itu, UMKM juga memainkan peran penting dalam mendukung ekonomi hijau dan ekonomi biru. Ekonomi hijau adalah ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya, inklusif secara sosial, dan berfokus pada pembangunan berkelanjutan serta penurunan risiko lingkungan. Sedangkan ekonomi biru berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan di sektor kelautan dengan menjaga kelestarian lingkungan laut dan pesisir.
Nita menegaskan bahwa kedua hal tersebut saling melengkapi dan diperlukan untuk menciptakan dunia yang lebih aman, berkelanjutan, dan setara bagi makhluk hidup dan lingkungan. Tren konsumen saat ini juga menunjukkan bahwa masyarakat mulai peduli dan tertarik pada produk yang mengedepankan prinsip keberlanjutan seperti organik, eco-green, dan sosial enterprise.
Dalam rakernas IWAPI yang akan datang, Nita mendorong semua pihak di Indonesia untuk meningkatkan kompetensi agar UMKM dapat naik kelas melalui transformasi digitalisasi. Hal ini akan membuka peluang bisnis dan meningkatkan daya saing UMKM. Nita juga menekankan pentingnya mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam mengelola dagangan, karena hal tersebut memiliki nilai jual di pasar ekspor.
Dalam kesimpulannya, UMKM memiliki peran strategis dan potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Melalui digitalisasi dan penerapan prinsip keberlanjutan, UMKM dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian, UMKM dapat menjadi agen dalam mewujudkan SDGs di Indonesia.