Isu sosial menjadi kendala ketidakmauan lansia untuk melakukan booster vaksin

Jakarta (JurnalPagi) – Dr. CISDI (Indonesia Center for Strategic Development Initiatives) Primary Health Care Program Director mengatakan bahwa masalah sosial dan kesulitan akses informasi menjadi hambatan bagi kelompok rentan termasuk lansia untuk mendapatkan vaksin penguat COVID-19. Agatha Thias.

“Hambatan tersebut antara lain ketidakpercayaan terhadap COVID-19, vaksin dan petugas kesehatan pada umumnya akibat ketidakjelasan informasi,” kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadje Meda dalam kampanye “Meningkatkan Kepercayaan Lanjut Usia terhadap Vaksin Covid-19”. Di Jakarta, Kamis

Selain itu, dr. Agata mengatakan: “Banyak hambatan yang sering ditemui dalam sosialisasi vaksin booster untuk lansia antara lain hambatan administrasi, keuangan, infrastruktur, akses informasi, serta hambatan sosial dan perilaku.”

Vaksin membawa penyakit baru, mengandung sel babi, mengandung keripik, emosi dan ketidakpercayaan tentang covid-19 adalah isu yang sering muncul tentang vaksin.

Risa: Pastikan kesehatan lansia sebelum akses vaksin booster kedua

Menurut dr Agatha, misinformasi yang sering terjadi seputar kesehatan, terutama imunisasi, vaksinasi dan COVID-19, membuat masyarakat cenderung mengambil kesimpulan tanpa berkonsultasi dengan ahli.

Selain itu, kurangnya petugas yang memahami masalah kesehatan juga menjadi kendala peningkatan vaksin booster.

“Dalam domain, kebanyakan hambatan sosial dan perilaku, seperti fakta bahwa keluarga mereka sendiri tidak mengizinkannya karena menipu Dr. Agatha berkata: “Kemudian vaksin menyebabkan penyakit dan hal lainnya.”

Menurut data Kementerian Kesehatan RI, cakupan nasional vaksin Covid-19 dosis ketiga per 2 Januari 2023 baru mencapai 33,36% dari target.

Hasil vaksinasi pada lansia sebagai kelompok rentan memiliki hasil yang rendah, sehingga hanya satu dari setiap tiga lansia yang mendapatkan vaksin penguat.

Sebagai solusi untuk menjangkau lebih banyak lansia yang melakukan vaksinasi, khususnya pemacu adalah dengan memberdayakan kader di masing-masing daerah.

Menurut dr Agatha, sebagian lansia lebih mempercayai orang-orang di sekitarnya daripada petugas kesehatan.

“Solusinya kita harus memberdayakan masyarakat. Kalau yang menjelaskan adalah orang-orang yang jauh, seperti dokter dan tenaga kesehatan, mereka tidak mengerti, tapi kalau menjelaskan ke teman-teman atau keluarganya, akan lebih mudah. ” kata dr Agatha.

68,2 juta orang telah menerima dosis ketiga vaksin Covid-19

China Punya 13 Jenis Vaksin Covid-19 untuk Second Booster

Penerima dosis pertama vaksin Covid-19 mencapai 203,8 juta orang.

Pengkhotbah: Maria Cecilia Gallo Praiodia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *