Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang dapat mengancam nyawa dan disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Untuk mencegah dan mengobati DBD, penting untuk mengenali gejala-gejalanya dengan baik.
Dokter spesialis penyakit dalam, Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI, menjelaskan bahwa salah satu sifat demam pada DBD adalah demam yang mendadak tinggi. Demam pada DBD bisa mencapai suhu hingga 39 derajat Celcius dan berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat.
Selain demam tinggi, gejala-gejala lain yang perlu diwaspadai termasuk pegal, linu, nyeri otot, nyeri di belakang mata, mual, dan ruam kulit kemerahan. Jika seseorang mengalami demam mendadak tinggi dan gejala-gejala tersebut, sangat dicurigai bahwa mereka terkena DBD.
Penting untuk mencurigai seseorang dengan gejala demam mendadak tinggi terutama jika ada tetangga yang telah terkonfirmasi atau terdiagnosis DBD. Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang biasanya aktif pada siang hari, terutama antara pukul 10.00-14.00 atau 15.00.
Untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti, ada beberapa langkah yang dapat diambil, antara lain menguras tempat penampungan air, menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, dan menggunakan losion atau obat nyamuk. Selain itu, juga disarankan untuk mengenakan pakaian berlengan panjang saat kasus DBD muncul, serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai (sereh) dan zodia.
Selain langkah-langkah tersebut, penting juga untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan mengetahui gejala-gejala dini DBD. Gejala-gejala tersebut meliputi kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam.
Pada fase kritis DBD, suhu tubuh dapat menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun pasien mungkin merasa seperti sudah sembuh. Pada fase ini, perlu diwaspadai karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.
Dalam menghadapi DBD, penting untuk selalu waspada dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan. Selalu terapkan langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga dari penyakit ini.
Dalam sebuah artikel ini, dokter spesialis penyakit dalam Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI mengingatkan bahwa salah satu sifat demam pada demam berdarah dengue (DBD) adalah demam yang mendadak tinggi. Gejala ini bisa disertai dengan pegal, linu, nyeri otot, nyeri di belakang mata, atau mual. Demam pada DBD bisa mencapai suhu hingga 39 derajat Celcius dan berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat.
Orang-orang juga perlu curiga jika seseorang mengalami demam mendadak tinggi terutama jika ada tetangga yang terkonfirmasi atau terdiagnosis DBD. DBD ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti yang aktif pada siang hari, khususnya sekitar pukul 10.00-14.00 atau 15.00.
Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI memberikan beberapa kiat untuk terhindar dari gigitan nyamuk, antara lain menguras tempat penampungan air, menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, dan menggunakan losion atau obat nyamuk. Selain itu, disarankan untuk mengenakan pakaian berlengan panjang terutama saat kasus DBD muncul, serta menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai (sereh) dan zodia.
Selain itu, orang-orang juga perlu menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan mengetahui gejala-gejala dini DBD. Gejala ini, selain demam mendadak tinggi, juga termasuk ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam.
Pada fase kritis, suhu tubuh pada penderita DBD akan menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun pasien mungkin merasa seperti sudah sembuh. Namun, pada fase ini perlu diwaspadai karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.
Artikel ini mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan untuk mencegah penyakit DBD.