Infrastruktur digital yang andal untuk “Visi Indonesia Digital 2045”

Jakarta (JurnalPagi) – Minggu 18 Juni 2023 menjadi momen bersejarah bagi Indonesia ketika satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) diluncurkan ke orbit dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida, AS.

Satelit serba guna pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia ini bertujuan untuk menjadi salah satu faktor pemerataan konektivitas digital di fasilitas umum hingga daerah terpencil yang sebelumnya belum tersentuh Internet.

Detik-detik menjelang peluncuran dinantikan seluruh lapisan masyarakat dengan dada berdebar-debar. Saat SATRIA-1 berhasil diluncurkan, perayaan pun terlihat di berbagai tempat.

Di balik euforia tersebut, peluncuran SATRIA-1 juga menjadi tanda keseriusan pemerintah Indonesia dalam mendekatkan infrastruktur digital yang andal kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan digital sehari-hari.

Intinya, infrastruktur digital yang inklusif adalah kunci dari cita-cita negara yang dituangkan dalam Visi Digital Indonesia 2045.

SATRIA-1 hanyalah salah satu dari sekian banyak program infrastruktur digital yang disiapkan untuk mendukung Indonesia mencapai potensi terbaiknya di era transformasi digital.

Mehfoud MD tegaskan SATRIA-1 akan membuka era konektivitas digital di seluruh tanah air.

Roket Falcon 9 yang membawa satelit Negara Republik Indonesia (SATRIA-1) diluncurkan dari Cape Canaveral Space Launch Complex SLC 40, Florida, AS, pada Minggu (18/6/2023). (JurnalPagi/Livia Kristianti)



Sebagai basis, infrastruktur digital di Indonesia sebenarnya disediakan sangat beragam tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh penyedia layanan telekomunikasi.

Kita tinggal bilang saja, dimulai dari jaringan backbone yang disebut palapa ring, kemudian membangun menara pemancar jaringan yang dikenal dengan namanya. stasiun pemancar dasar (BTS), hingga satelit yang sudah mengorbit di luar angkasa.

Sebagai jaringan komunikasi dan telekomunikasi utama di Indonesia, akses ring Palapa telah dimulai pada tahun 2019 dengan panjang 12229 km. Konektivitas digital tersebut diwujudkan dalam bentuk layanan kabel serat optik melintasi darat dan bawah laut dari Sabang hingga Merauke.

Selain itu, terdapat menara BTS yang memungkinkan konektivitas digital pada perangkat masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, secara nasional terdapat 39.062 BTS yang tersebar di kota dan desa.

Infrastruktur digital tersebut di atas akan memberikan manfaat konektivitas kepada 78,19 persen penduduk Indonesia, atau 215 juta orang, pada tahun 2023, menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Jumlah pengguna Internet pada tahun 2023 juga meningkat sebesar 1,17% dibandingkan tahun 2022, yang berarti akan semakin banyak masyarakat yang terhubung dengan koneksi digital.

Meski dikatakan mendominasi negara ini, Indonesia tidak bisa berpuas diri karena masih perlu menjangkau sekitar 21,81% populasi untuk memasuki ekosistem digital.

Merujuk pada prinsip pembangunan berkelanjutanTidak ada yang tertinggalOleh karena itu, pembangunan infrastruktur digital yang berkelanjutan tetap perlu dilakukan agar konektivitas digital masa depan dapat dirasakan seluruh masyarakat di tingkat nasional dan cita-cita negara sebagai bangsa digital dapat terwujud.

Jokowi: Upaya SATRIA-1 untuk menyatukan infrastruktur digital pelayanan publik

Kementerian Komunikasi dan Informatika siap membangun VSAT di tempat umum pasca peluncuran SATRIA-1.