Indonesia mengadopsi pedoman ITU untuk mengoptimalkan perlindungan anak

Jakarta (JurnalPagi) – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menyatakan Indonesia telah mengadopsi pedoman perlindungan anak di ranah online yang diterbitkan International Telecommunication Union (ITU) sejak tahun 2009 dan diperbarui pada tahun 2020.

Ia melalui siaran pers, Selasa (21/11): “Pedoman ini dirancang untuk 4 kelompok, yaitu anak, orang tua/wali/atau pendidik, industri, dan pengambil kebijakan.

Hal itu diungkapkannya saat membuka Rangkaian Diskusi Publik Kecerdasan Buatan (AI) tentang Kecerdasan Buatan untuk Melindungi Anak Secara Daring di Jakarta Selatan, Senin (20/11).

Menurut Wakil Menteri Nizar, pedoman ini dapat digunakan untuk menciptakan ruang digital yang aman, kolaboratif, inklusif, dan sesuai usia bagi anak-anak.

Indonesia usulkan kerja sama berbasis 3P untuk merespons perkembangan AI

“Bahkan ITU bersama dengan National Cyber ​​Security Authority (NCA) Arab Saudi meluncurkan rencana untuk menciptakan dunia maya yang aman dan sejahtera bagi anak-anak pada tahun 2020, yang memiliki dua pilar. Peningkatan KapasitasDan Dukungan kebijakan,” Dia berkata.

Wamenkominfo juga menunjukkan rekomendasi UNESCO mengenai etika kecerdasan buatan yang menjadi acuan perlindungan anak di ruang digital.

Diskusi ini membahas pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya terhadap anak, serta bagaimana tata kelola AI dapat memenuhi hak-hak dasar anak.

Menurut Nizar, banyak negara di dunia yang memiliki kekhawatiran serupa terhadap perkembangan kecerdasan buatan. Faktanya, setiap negara sedang mencari cara untuk mengurangi risiko penggunaan kecerdasan buatan, terutama bagi anak-anak.

“Mereka akan menjadi generasi penerus dan sudah terpapar AI sejak kecil, bisa dibayangkan 10 hingga 15 tahun ke depan mereka akan menjadi pengguna AI yang sangat aktif,” ujarnya.

Oleh karena itu, Wamenkominfo menekankan pentingnya peran serta semua pihak dalam menyusun pedoman dan mengurangi risiko negatif kecerdasan buatan bagi anak.

“(Anak-anak) mungkin lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya karena mereka diperkenalkan dengan kecerdasan buatan sejak dini. Jadi harus ada pedoman etika atau mitigasi risiko negatif yang bisa menimpa anak,” tutupnya.

Panduan Melingkar Menggunakan Kecerdasan Buatan akan dirilis dalam waktu dekat

Tiga Upaya Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Siapkan Ekosistem Digital Inklusif

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika menawarkan tiga pendekatan bagi jurnalis yang membahas isu lingkungan hidup

Koresponden: Fetor Rochman