Ikuti lima langkah ini untuk mencegah demam berdarah

Jakarta (JurnalPagi) – Profesor Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana YARSI, mengusulkan lima langkah penanganan demam berdarah di masyarakat, salah satunya dengan menggunakan pendekatan 3M plus.

“Mencegah kehidupan dan reproduksi nyamuk, termasuk penggunaan pendekatan 3M plus,” kata Direktur Program Pascasarjana Universitas Yarsi kepada JurnalPagi, Senin.

Kemenkes Sebut Ada Hubungan Demam Berdarah dengan Fenomena El Nino

Pendekatan 3M adalah dengan menguras tempat-tempat yang sering menjadi tempat penampungan air seperti bak, kendi, menara air dan tempat penampungan air lainnya. menyegel tangki air; serta pemanfaatan kembali limbah bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk demam berdarah.

Sedangkan kelebihannya adalah upaya pencegahan tambahan seperti pemeliharaan ikan pemakan jentik nyamuk, penggunaan obat nyamuk, pemasangan kasa pada jendela dan ventilasi, menempatkan pakaian bekas pada wadah tertutup, dan menanam tanaman obat nyamuk.

Prof Tjandra yang pernah menjabat Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini juga berpesan agar masyarakat melindungi diri dari gigitan nyamuk penular demam berdarah, misalnya dengan menggunakan obat nyamuk.

Dikatakannya: “Hal ini membutuhkan partisipasi aktif masyarakat, termasuk menginformasikan dan mengedukasi masyarakat secara terus menerus.

Pemerintah menurunkan angka kematian akibat demam berdarah menjadi nol pada 2030

Menurutnya, pemantauan virus dengue dan perawatan (pembawa) nyamuk juga harus dilakukan secara ketat. Ini harus dilakukan bersama dengan pemantauan klinis dan lingkungan untuk membentuk pemantauan terpadu.

Di sisi lain, Prof. Tjandra menambahkan, pelayanan kesehatan harus dijalankan dengan baik agar rumah sakit penuh saat kasus tinggi dan pasien tidak tertolong, hal itu tidak akan terjadi.

“Selain kelima itu, berbagai teknologi baru juga sedang dikembangkan, misalnya vaksin dengue atau penangkaran nyamuk ber-Wolbachia,” ujarnya.

Prof Tjandra mengatakan pemerintah harus mengutamakan pengendalian DBD. Saat menjabat sebagai Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, beliau memimpin ASEAN Dengue Day pada 15 Juni 2011.

Dia berkata: “Pada saat itu, tidak ada peringatan demam berdarah di wilayah atau dunia.

Sebelumnya, pemerintah berkomitmen memerangi DBD dengan tujuan mencapai nol kematian DBD (zero dengue death) pada tahun 2030.

Melalui Strategi Nasional Pengendalian Demam Berdarah Dengue 2025-2021, pemerintah menargetkan jumlah kasus DBD menjadi kurang dari 49 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2024. Angka ini akan menyebabkan nol kematian pada tahun 2030.

Dokter: Waspadai Gejala Bahaya Infeksi Dengue pada Anak

Koresponden: Lia Vanadriani Santosa
Editor: Siti Zulikha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *