Jakarta (JurnalPagi) – Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Ferry Paulus mengungkapkan, biaya yang digunakan untuk pengoperasian sistem Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 sekira Rp 100 miliar.
“10 atau 20 miliar saja tidak cukup, mendekati 100 miliar,” kata Chief Executive PT LIB Frei Paulos terkait biaya VAR usai acara pelantikan manajemen PSSI. Fairmont Hotel, Jakarta, Jumat.
Frei mengatakan, pemasangan VAR sendiri membutuhkan regulasi sebelum liga bisa berinvestasi pada sistem di 18 stadion yang digunakan di liga Indonesia.
Feri tersebut dibandingkan dengan sejumlah negara, Thailand, Singapura, dan Malaysia yang secara geografis berdekatan sehingga tidak membutuhkan banyak stasiun transfer.
“Di Thailand ada 16 club, ada empat stasiun, kemudian di Malaysia hanya ada 6 stasiun, di Singapura ada dua stasiun. Jadi disebut apa semua, di semua klub karena di Indonesia geografinya cukup luas. Bandwithnya juga berbeda. » kata Paul Frey
Ketua PT LIB Sebut Liga 1 Mulai 1 Juli 2023
Pria yang kerap disapa FP itu juga mengungkapkan, bos PSSI Eric Tohir telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak untuk kemudian meningkatkan performa bandwidth VAR.
“Kemarin Ketum (Eric Thuhir) juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memperkuat kekuatan sinyal dan bandwith dll. Kalau perlu pembangunan MenaraItu komitmen bos, kata Frey.
PSSI direncanakan akan memasang 18 stasiun untuk 18 stadion yang akan menjadi tuan rumah tim-tim di Liga Indonesia ke depan.
Kami semua ada di setiap stadion, jadi kami berinvestasi di 18 klub. Frei berkata: Stasiun khusus tidak boleh memindahkan kandang, tetapi ada juga beberapa klub, dan kami belum menandatangani nota dengan klub terkait persiapan infrastruktur.
Ligue 1 akan dimainkan sesuai jadwal PSSI mulai 1 Juli, namun sistem VAR akan diterapkan mulai paruh kedua musim 2023-2024.
Arya Sinulingga mengatakan VAR masih membutuhkan waktu untuk diterapkan
Penceramah : Fajar Satrio