Jakarta (JurnalPagi) – Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Komala Pringgardini, SpA mengajak para orang tua untuk menerapkan prinsip “mengasah, merawat, mengasuh” dalam merawat anak, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). mengambil .
Masa 1000 HPK dianggap sebagai masa emas bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
“Di usia emas ini, kita harus benar-benar memperhatikan tumbuh kembang anak melalui pendidikan, pengasuhan, pengasuhan. Tidak hanya nutrisi, tapi semuanya harus diperhatikan dan tidak ketinggalan,” kata Komala dalam acara tersebut.Perawatan terbaik untuk 1000 hari pertamaDi Jakarta, Selasa
Menurutnya, bracing terkait dengan stimulasi yang diberikan orang tua kepada bayi, baik melalui aktivitas fisik maupun interaksi sosial.
Ia mengatakan: dengan merangsang aktivitas dan interaksi sosial yang tepat, perkembangan motorik dan keterampilan sosial anak dapat ditingkatkan sesuai dengan usianya.
dengan satuNamun, orang tua sayang dan mengajak anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan tepat agar perkembangan emosinya berjalan dengan baik.
“Tunjukkan kasih sayang melalui kontak langsung. Ini bisa dilakukan dengan mencium dan memeluk anak. Orang tua bisa mengajak anak untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang lain secara bersama-sama,” ujar dokter jaga di Rumah Sakit Silwam Esri ini.
Sementara itu, kata Komala, dengan pengasuhan keluarga, orang tua diajak untuk menjaga anaknya dengan memberikan pengasuhan yang tepat untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.
Misalnya dalam pemberian nutrisi, orang tua harus belajar memberikan nutrisi terbaik melalui ASI eksklusif (ASI) dan melengkapinya dengan makanan pendamping ASI (MPASI).
Dari segi kesehatan, anak-anak divaksinasi sejak dini dan diajarkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diharapkan menjadi gaya hidup integral pada usia dewasa.
“Semua ini harus terus dipantau. Anak-anak harus diperhatikan sesuai indikator usia. Jangan sampai kita kehilangan masa emas ini karena pasti tidak akan pernah kembali lagi,” kata Komala.
Penting juga bagi orang tua untuk memantau 1000 HPK, sesuai rencana Kementerian Kesehatan, sebagai langkah preventif. Pertumbuhan jangka pendek.
Pengganti Disebabkan oleh malnutrisi kronis atau jangka panjang.
barang Pertumbuhan jangka pendek Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah karena menimbulkan gangguan di masa mendatang bagi penderitanya, yaitu perkembangan fisik dan kognitif yang tidak optimal.
Survei Status Gizi Kementerian Kesehatan RI (SSGI) 2022 telah mencatat prevalensi balita. Pertumbuhan jangka pendek Di Indonesia mencapai 21,6 persen.
Selain mengajak orang tua untuk fokus pada 1.000 HPK, pemerintah juga mengintervensi melalui program pendidikan dan sosialisasi, mulai dari siswa SMA hingga ibu hamil.
Diprediksi pada tahun 2024, prevalensi kasus Pertumbuhan jangka pendek Di Indonesia bisa turun sampai 14%.
Kata Dokter, Anak di Bawah 4 Tahun Tidak Boleh Konsumsi Gula
Epilepsi bisa mengganggu perkembangan otak dan motorik kasar anak.
Koresponden: Livia Cristianti
Editor: Anton Santoso