WASHINGTON (JurnalPagi) – Dana Moneter Internasional (IMF) pada Rabu (12/4/2023) mendesak pembuat kebijakan moneter untuk mengadopsi kebijakan moneter yang lebih ketat untuk membantu bank sentral melawan inflasi.
“Di tengah inflasi tinggi, pengetatan kondisi pembiayaan dan meningkatnya utang, pembuat kebijakan harus memprioritaskan menjaga kebijakan moneter sejalan dengan kebijakan bank sentral untuk mendorong stabilitas keuangan dan harga,” kata IMF dalam posting blog di monitor keuangan terbarunya.
Laporan tersebut berpendapat bahwa banyak negara akan membutuhkan sikap fiskal yang lebih ketat untuk mendukung tren deflasi saat ini – terutama jika inflasi tinggi menjadi lebih dapat ditahan.
“Kebijakan fiskal yang lebih ketat memungkinkan bank sentral menaikkan suku bunga kurang dari yang seharusnya, yang mengurangi biaya pinjaman untuk pemerintah dan melindunginya dari kerentanan keuangan.”
Sementara itu, IMF mencatat bahwa kebijakan fiskal yang lebih ketat membutuhkan “jaring pengaman yang ditargetkan lebih baik untuk melindungi rumah tangga yang paling rentan,” termasuk mengatasi kerawanan pangan sambil membatasi pertumbuhan pengeluaran secara keseluruhan.
Setelah kenaikan bersejarah utang publik menjadi hampir 100 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2020 karena kontraksi ekonomi dan dukungan pemerintah yang besar, defisit fiskal sejak itu menyempit, menurut laporan Monitor Fiskal yang baru dirilis.
Dalam dua tahun terakhir, utang global mencatat penurunan paling tajam dalam beberapa dekade, mencapai 92% dari PDB pada akhir tahun lalu, masih sekitar 8,0 poin persentase lebih tinggi dari perkiraan pra-pandemi.
Mengurangi kerentanan utang dan membangun kembali penyangga keuangan dari waktu ke waktu adalah prioritas utama, catat blog tersebut. Di negara berkembang berpenghasilan rendah, biaya pinjaman yang lebih tinggi juga mempengaruhi keuangan publik, dengan 39 negara saat ini atau hampir mengalami masalah utang.
IMF mendesak pembuat kebijakan untuk meningkatkan upaya untuk menciptakan “kerangka keuangan berbasis risiko yang kredibel” yang akan mengurangi kerentanan utang dari waktu ke waktu dan menciptakan ruang kepala yang diperlukan untuk menghadapi guncangan di masa depan.
Memperhatikan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah menghadapi “tantangan yang luar biasa”, kerja sama internasional “penting” untuk membantu mereka menyelesaikan beban utang yang tidak berkelanjutan secara teratur dan tepat waktu, kata Dana Moneter Internasional.
IMF Peringatkan Gejolak Keuangan Lebih Dalam Akan Memukul Pertumbuhan Global
IMF: Fragmentasi geopolitik dapat meningkatkan risiko stabilitas keuangan
IMF: Utang global tetap jauh di atas level sebelum pandemi meski mengalami kontraksi
Ekonom: Harapkan Normalisasi Fiskal dan Pengetatan Moneter di 2023
Penerjemah: App Sohander
Editor: Biqwanto Situmorang