Dalam rapat virtual BRICS, Presiden Xi dukung Palestina merdeka

Presiden China, Xi Jinping, menghadiri Rapat Gabungan Luar Biasa secara virtual bersama pemimpin BRICS lainnya untuk membahas situasi di Gaza. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya solusi dua negara dan pemulihan hak-hak nasional Palestina untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.

Presiden Xi Jinping menyatakan bahwa akar penyebab konflik Palestina-Israel adalah ketidakakuanan dalam mengakui hak rakyat Palestina untuk bernegara, hak untuk hidup, dan hak untuk kembali. Oleh karena itu, pembentukan negara Palestina merdeka menjadi solusi yang tepat untuk mengakhiri siklus konflik yang berkepanjangan.

China menyerukan adanya konferensi perdamaian internasional yang melibatkan konsensus internasional untuk mencapai solusi komprehensif, adil, dan berkelanjutan terhadap masalah Palestina. China telah berupaya secara aktif untuk mendorong perundingan perdamaian dan gencatan senjata di antara kedua belah pihak.

China juga memberikan bantuan kemanusiaan kepada Gaza untuk meringankan penderitaan masyarakat. Bantuan tersebut termasuk bantuan darurat sebesar 2 juta dolar AS melalui Otoritas Palestina dan badan-badan PBB, serta pasokan kemanusiaan senilai 15 juta yuan seperti makanan dan obat-obatan melalui Mesir.

Sebagai presiden bergilir Dewan Keamanan PBB, China telah memfasilitasi penerapan resolusi yang menyerukan perpanjangan jeda dan koridor kemanusiaan, perlindungan warga sipil, dan penyediaan bantuan kemanusiaan. China juga mendesak pihak-pihak yang terlibat dalam konflik untuk mencapai gencatan senjata dan menghentikan kekerasan terhadap warga sipil.

China menganggap mekanisme kerja sama BRICS sebagai platform penting bagi negara berkembang dan negara maju untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama serta menjaga kepentingan bersama. China juga mengundang negara-negara seperti Arab Saudi, Argentina, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab untuk bergabung dalam pertemuan BRICS.

Presiden Xi Jinping dan China secara konsisten menekankan pentingnya solusi dua negara, pemulihan hak-hak nasional Palestina, dan pembentukan negara Palestina yang merdeka sebagai jalan keluar yang layak untuk memutus siklus konflik Palestina-Israel dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah.
Presiden China Xi Jinping menghadiri Rapat Gabungan Luar Biasa secara virtual untuk membahas situasi di Gaza bersama para pemimpin anggota BRICS lain yaitu Brazil, Rusia, India, dan Afrika Selatan. Dalam rapat virtual itu, Presiden Xi Jinping mengatakan akar penyebab situasi Palestina-Israel adalah kenyataan bahwa hak rakyat Palestina untuk bernegara, hak untuk hidup, dan hak untuk kembali telah lama diabaikan sehingga pembentukan negara Palestina merdeka menjadi jalan keluarnya.

Presiden Xi menyatakan bahwa satu-satunya cara yang layak untuk memutus siklus konflik Palestina-Israel adalah dengan solusi dua negara, pemulihan hak-hak nasional Palestina yang sah, dan pembentukan negara Palestina yang merdeka. Menurut Presiden Xi, tidak akan ada perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Timur Tengah tanpa solusi yang adil terhadap permasalahan Palestina.

China menyerukan diadakannya lebih awal konferensi perdamaian internasional untuk membangun konsensus internasional bagi perdamaian dan berupaya mencapai solusi awal atas masalah Palestina yang komprehensif, adil, dan berkelanjutan. China juga telah berupaya secara aktif untuk mendorong perundingan perdamaian dan gencatan senjata di antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Palestina-Israel.

China telah memberikan bantuan kemanusiaan untuk membantu meringankan penderitaan kemanusiaan di Gaza. Bantuan ini mencakup bantuan kemanusiaan darurat sebesar 2 juta dolar AS yang diberikan melalui Otorita Palestina dan badan-badan PBB, serta pasokan kemanusiaan darurat senilai 15 juta yuan, seperti makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza melalui Mesir.

China juga telah bertindak dalam kapasitasnya sebagai presiden bergiril Dewan Keamanan PBB untuk memfasilitasi penerapan resolusi yang menyerukan perpanjangan jeda dan koridor kemanusiaan, perlindungan warga sipil, dan penyediaan bantuan kemanusiaan.

Presiden Xi menganggap mekanisme kerja sama BRICS sebagai platform penting bagi pasar negara berkembang dan negara berkembang untuk memperkuat solidaritas dan kerja sama serta menjaga kepentingan bersama. China juga mengulang tiga seruan yaitu mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk mencapai gencatan senjata dan menghentikan semua kekerasan terhadap warga sipil, menjaga agar koridor kemanusiaan tetap aman, bebas hambatan, dan memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan kepada penduduk di Gaza, serta meminta komunitas internasional untuk bertindak dengan langkah-langkah praktis untuk mencegah konflik meluas dan membahayakan stabilitas di Timur Tengah secara keseluruhan.

Pada tahun ini, Afrika Selatan menjadi ketua BRICS dan pada periode selanjutnya adalah Rusia. Anggota baru BRICS yang keanggotaan penuhnya akan dimulai tahun depan, mencakup Arab Saudi, Argentina, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab, juga diundang untuk bergabung dalam pertemuan tersebut.

Sumber: JurnalPagi.