Jakarta (JurnalPagi) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengumumkan gotong royong menjadi kunci sukses mengatasi masalah pendek pada balita di Kota Jakarta Selatan.
Jakarta Selatan lebih baik dengan gotong royong. Jika ini bisa Proyek percontohan (untuk controller pendek), mungkin cocok, karena kalau kita mau ke Jakarta, pilot Proyek-Itu ada di sini sekarang.
Hasto mengatakan, Pemkot Jakarta Selatan memiliki kekuatan gotong royong yang kuat untuk memberantas short growth. Salah satu alasan yang jelas mengapa stunting terjadi di wilayah tersebut dari 2.600 balita di Desa Kabagusan, tercatat hanya empat anak yang berisiko stunting.
Pj Gubernur DKI ingatkan pentingnya asupan gizi untuk mencegah stunting
Semangat Gutong Royong ini diwujudkan melalui partisipasi banyak pejabat pemerintah yang berkontribusi dalam bentuk pendanaan, yang kemudian diubah menjadi makanan bergizi melalui Program Anak Binaan.
Sejak keikutsertaannya, Jakarta Selatan berhasil menggalang Dapur Sehat Mengatasi Stunting (Dashat) untuk mencegah stunting guna menjaga kesehatan ibu dan anak.
“Program ini sangat bagus dan bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang masih memiliki kasus stunting. Saya berterima kasih atas upaya Anda dan mengungkapkan rasa terima kasih saya yang terdalam.”
Menurutnya, kepedulian dan partisipasi dalam mendorong kemitraan multisektor dengan partisipasi pemerintah, swasta, mitra lokal dan masyarakat diperlukan guna mempercepat dan memperkuat upaya pencegahan pertumbuhan stunting.
Gerakan yang luas dengan partisipasi berbagai pihak dari berbagai elemen masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya perawakan pendek dan mengubah perilaku masyarakat dalam mencegah perawakan pendek.
“Melalui gerakan gotong royong yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta, saya yakin dan percaya bahwa kekurangan yang ada di DKI Jakarta dapat teratasi sesuai dengan harapan kita bersama. Mari kita saling menguatkan, saling mendukung dan melengkapi satu sama lain dalam usaha mulia ini.”
Habib Ashari, Kepala Dinas Kesejahteraan Wali Kota Jaksel, menambahkan, pemerintah mengintensifkan penanganan perawakan pendek dengan memperkenalkan program Gerakan Orang Tua Jakarta Selatan untuk Anak Pendek (GO TUNTAS JS).
Kader Posiando Jakarta Selatan dapat pelatihan antropometri
Pemkot Jaksel ajak orang tua tingkatkan pengolahan makanan untuk cegah masuk angin
Program ini diperkenalkan dalam rangka mempererat kerjasama antara penguasa, baik tingkat kedua atau ketiga bersama dengan penduduk desa dan prefek, untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak pendek. Saat ini jumlah orang tua asuh termasuk Wali Kota Jakarta Selatan sudah mencapai 119 orang, dan jaringannya akan terus diperluas.
Dana yang terkumpul dari kerjasama ini kemudian disalurkan ke PIC di tingkat daerah, selanjutnya disalurkan ke masing-masing KL sesuai SOP yang disusun. Pengolahan makanan juga mengandalkan jasa catering lokal, dengan tujuan agar makanan yang diberikan kepada anak tidak terlambat untuk dikonsumsi.
“Selanjutnya ada kelompok peduli kesehatan, jadi ada tim penggerak PKK, kemudian mereka menyiapkan makanan bersama. Bersama ahli gizi inilah yang menentukan makanan apa yang harus diberikan pada anak ini tiga kali sehari, pagi, siang dan sore. Semoga kegiatan ini dapat kita lakukan secara besar-besaran untuk memaksimalkan pengurangan short growth di Jakarta Selatan.
Pemberita: Harlevita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati