Banyuwangi, tempat yang asing untuk refleksi diri

Banyuwangi (JurnalPagi) – dengar istilah “sembuh“Rasanya seperti langsung ke Pulau Bali. Padahal, dalam jarak sejengkal dari Pulau Dewata ada Banyuwangi yang tak menarik untuk lepas dari hiruk pikuk pekerjaan dan kota metropolitan.

Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur dan juga kabupaten terluas di Pulau Jawa. Tak heran, Banyuwangi penuh dengan tempat-tempat menarik dan eksotis untuk dijelajahi.

Berikut beberapa rekomendasi destinasi wisata di Banyuwangi yang cocok untuk dijelajahi dan tempat refleksi diri.

Kawah Ejen

Berbicara tentang Banyuwangi tentu tidak lepas dari gunung dan kawah Ijen yang merupakan salah satu danau air asam terbesar di dunia. Gunung ini terletak di antara dua daerah yang disebut Banyuwangi dan Bondowoso.

Untuk menikmati keindahan Kawah Ejen, pengunjung harus mengeluarkan keringat terlebih dahulu dengan melakukan pendakian menanjak. Waktu terbaik untuk naik adalah sekitar jam 3 pagi untuk menyaksikan matahari terbit.

Pemandangan kawasan kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/12/2022). (JurnalPagi/MG/Nina Karima)



Mendaki gunung dengan jalur jalan yang tidak rata tentu menjadi petualangan yang menantang, ditambah lagi di kawasan ini traveler harus mendaki tanjakan hingga 45 derajat. Meski sulit, pasti bisa menjadi pengalaman yang seru dan menyenangkan.

Namun, jangan khawatir jika pengunjung merasa tidak bisa mendaki gunung tersebut. Ojek siap membantu pengunjung yang kesulitan. Pengunjung duduk dengan anggun hanya di atas gerobak yang dioperasikan oleh tiga sampai empat orang. Penumpang dapat menggunakan layanan ini baik untuk naik maupun turun dari kawasan Kawah Ejen. Tarifnya pun bervariasi, biasanya di kisaran Rp 500-800 ribu.

Selain pemandangan danau yang berwarna-warni Alder Menakjubkan, turis juga bisa melihatapi biruDi mulut Ijen. Namun, wisatawan harus berangkat jauh lebih awal, karena api biru dapat terlihat sekitar pukul 2 pagi.

D.Joathan

Usai menikmati keindahan Kawah Ijen, mari kita turun kembali dan menyejukkan diri dengan rimbunnya pepohonan trembisi raksasa di Hutan De Djawatan Benculuk.

Memasuki kawasan ini langsung mengingatkan wisatawan akan hutan Fangorn dalam film Lord of the Rings yang memiliki efek magis dan nostalgia.

Djawatan merupakan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani KPH Banyuwangi Selatan. Sedangkan Benculuk adalah nama sebuah desa di Kecamatan Kaluring, Kabupaten Banyuwangi.

Pemandangan kawasan De Djawatan, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/12/2022). (JurnalPagi/Arnidhya Nur Zhafira)



Sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan digunakan sebagai tempat penyimpanan kayu (TPK) pengelolaan hutan milik Perhutani di bagian selatan Banyuwangi.

Obyek wisata ini sepertinya sangat tepat untuk dinikmati bersama keluarga dan orang-orang terdekat sebagai tempat bersantai, bercengkrama dan berfoto-foto indah di antara lebih dari 800 pohon Trombisi yang sangat besar yang tumbuh sejak zaman Belanda dan masih juga sejahtera.

Taman Nasional Baloran

Gunung telah bangkit. Hutan? Sudah ditinjau. Anda akan lalai jika tidak berhenti untuk berpetualang di tengah padang savana yang luas dan kaya akan satwa di Taman Nasional Baloran, di Kabupaten Situbondo, yang berbatasan dengan Banyuwangi.

Dikenal juga sebagai “Africa One Java”, tempat ini memiliki beberapa daya tarik, seperti Bakool Savannah Square, hutan cemara yang lebat, hingga keindahan bawah laut Pantai Bama.

Pemandangan kawasan Taman Nasional Baloran, Sitobundo, Jawa Timur, Rabu (7/12/2022). (JurnalPagi/Arnidhya Nur Zhafira)



Saat JurnalPagi berkunjung ke Taman Nasional Baluran pada Desember lalu, savana yang luas, dilengkapi dengan terik matahari, membuat pengunjung serasa berada di latar belakang sang “Raja Singa”.

Di Savannah Bakool, terdapat dua pohon ikonik yang telah bertransformasi Titik Foto turis, salah satunya yang paling terkenal adalah pohon bernama “Raisa Tree”, karena penyanyi itu syuting video musik “Falling Hearts” beberapa waktu lalu.

Pemandangan kawasan pantai Bama, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (7/12/2022). (JurnalPagi/Arnidhya Nur Zhafira)



Eksotisnya Taman Nasional Baluran juga menjadi rumah bagi berbagai satwa seperti kerbau, bison, rusa, monyet, kera, burung merak, ular dan beberapa jenis burung kecil.

Jika sudah puas berfoto dan menjelajahi sabana, pengunjung bisa menuju ke Pantai Bama yang jaraknya sekitar 8 kilometer. Sesampainya di sana, wisatawan bisa melihat pasir putih, pohon bakau dan disambut oleh kera abu-abu berekor panjang. Namun hati-hati, karena kawanan monyet ini cukup “modis” bagi pengunjung.

Resor Chador Shettab

Bersantai setelah berpetualang di berbagai tempat di Kunang-Kunang Tent Resort yang berlokasi di Licin, Banyuwangi. Lokasinya cukup jauh dari hiruk pikuk kota dan jalanan berbatu menuju ke sana, yang cukup menantang.

Namun, perjalanan itu terbayar lunas ketika sampai di kawasan tersebut penglihatan ini Pengunjung langsung disambut oleh gemericik aliran sungai dan serangga-serangga kecil serta burung-burung di balik pepohonan hijau yang rindang.

Pemandangan Shebtab Tent Resort, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (7/12/2022). (JurnalPagi/Arnidhya Nur Zhafira)



Baik sendiri atau bersama orang tersayang, “tenda” cantik di Fireflies menawarkan pengalaman santai. Keindahan tanaman hijau yang luas dan sungai kecil yang dihiasi bebatuan melengkapi relaksasi.

Hunian ini mengusung tema ramah lingkungan dimana semua fasilitas dan pelayanan yang diberikan tidak jauh dari konsep keberlanjutan.keberlanjutanMulai dari penggunaan plastik dari bahan alami, air sederhana hingga sabun mandi berkonsep isi ulangdan lain-lain.

Tur memasak

Berwisata ke tempat baru tentu tidak lengkap jika tidak mencoba kuliner khasnya. Ini adalah salah satu makanan khas Banyuwangi Oke Atau Nasi Tempong yang biasa ditemukan di sudut-sudut kota.

Untuk menu ini ada warung legendaris di daerah Bakungan bernama Warung Nasi Tempong Mbok Wah. Meski toko ini cukup terkenal, namun tidak membuka cabang lain dan pengunjung harus melewati gang dan jalan yang sangat sempit.

Suasana Warung Sego Tempong Mbok Wah di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (7/12/2022). (JurnalPagi/Arnidhya Nur Zhafira)



Dengan nuansa yang sederhana dan homy, lauk pauk yang disajikan juga membangkitkan rasa kembali ke kampung halaman. Aneka lauk pauk seperti ikan asin, ayam goreng, udang goreng tepung, pep, hingga pindang kuyong tertata rapi dan siap dicicipi. Tak lupa, ada sambal tempong pedas namun segar yang cocok sebagai pelengkap makan.

Tampong sendiri berarti “tamparan”. Sehingga sambal yang mengandung merica, gula, garam, terasi dan lemon ini seakan langsung “menampar” lidah siapa pun yang memakannya.

Harga menu dan lauk pauk yang disajikan pun tidak mahal mulai dari 7000 rupiah hingga 20000 rupiah. Jalan-jalan di Banyuwangi makin lengkap dengan perut kenyang, kantong aman, dan hati senang.

Editor: Masukkan M. Astro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *