Seringkali, karena ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan dasar keluarga, bayi ditemukan mengalami stunting
Gorontalo (JurnalPagi) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Gorontalo menggelar kegiatan bertajuk Gerakan Kolaborasi Masyarakat Pencegahan Stunting (tengkes) atau Gema Kompas di Kabupaten Bone Bolango.
Gerakan ini merupakan kegiatan bersama Bank Indonesia dan Masyarakat Di Bawah Generasi Baru Indonesia (GenBI) dan Ikatan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) bersama Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Gorontalo dan Karang Taruna Desa Bongoime, dengan tujuan untuk mempercepat pengurangan kasus Tengex.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nograha di Gorontalo, Minggu, mengatakan tunjangan kesehatan dan masalah gizi buruk lainnya yang terjadi pada balita sangat erat kaitannya dengan kemiskinan.
Dayan Nograha mengatakan: “Karena ketidakmampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga, sering terjadi bayi stunting.
Menyikapi hal tersebut, Bank Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo menggabungkan kegiatan Gema Kompas dengan bantuan Bakti Untuk Negeri berupa kolam ikan bioflok, bibit bawang merah, paprika merah, tomat dan bibit ayam.
Pada kesempatan tersebut, BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek juga memberikan paket sembako tambahan khusus untuk Tengkas.
Selain pendampingan fisik, juga diadakan pelatihan tentang pentingnya memperhatikan gizi anak dengan narasumber dari Ketua DPC Perhimpunan Ahli Gizi Indonesia Kabupaten Bone Bolango.
Untuk melengkapi pelatihan ini, PIPEBI mempraktekkan membuat makanan pendamping ASI serta memberikan materi tentang pilihan makanan untuk anak.
Menko PMK optimistis target penurunan TA 14% bisa tercapai pada 2024.
250 anak Gorontalo diukur berat dan tinggi badannya untuk deteksi stunting
Koresponden: Advinatha Solihin
Editor: Ahmad Bochuri
