Slot orbit itu milik konsorsium, bukan milik pemerintah.
JAKARTA (JurnalPagi) – Direktur Infrastruktur Badan Akses Komunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Danny Janwar Asmawan mengatakan slot orbit yang akan digunakan untuk Hot Backup Satellite (HBS) berjumlah 113. Bujur Timur (BT) tetap berfungsi dan tidak merugikan negara.
“Slot orbit itu milik konsorsium, bukan milik pemerintah. Jadi dengan mengakhiri kontrak lebih awal, konsorsium tetap bisa menjalankan rencana bisnisnya dan terus menyelesaikan satelitnya,” kata Danny di Jakarta, Selasa.
Danny mengatakan hal itu bisa terjadi karena mekanisme yang digunakan dalam perencanaan satelit sama kondominium atau satelit dengan kegunaan yang dapat digunakan oleh lebih dari satu pihak.
Oleh karena itu, dari total kapasitas satelit sebesar 160 Gbps, HBS semula diproyeksikan memberikan manfaat sebesar 80 Gbps untuk digunakan oleh pemerintah Indonesia.
Namun nampaknya karena berbagai dinamika yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, terutama terkait pembangunan infrastruktur digital, pemerintah memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut.
Kementerian Komunikasi dan Informatika pastikan HBS tidak berhenti karena Starlink
Meski ditangguhkan, tidak ada dampak negatif dari penggunaan orbit satelit karena masih bisa digunakan oleh Konsorsium Kemitraan Nusantara Jaya sebagai penyewa resmi orbit tersebut.
Tentu saja hal ini melegakan mengingat tidak mudahnya menyediakan sirkuit satelit secara internasional karena diatur oleh International Telecommunication Union (ITU).
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Boudi Ari Setiadi pada Jumat (19/10/10) mengumumkan penghentian resmi proyek satelit cadangan panas (HBS).
Keputusan ini diambil Satgas BAKTI Kominfo setelah melakukan kajian dan menilai HBS tidak terlalu mendesak untuk merealisasikannya. BAKTI Kominfo dalam keterangan resminya, Jumat malam juga mengungkapkan, salah satu penyebab terhentinya proyek satelit HBS adalah menyusul suksesnya peluncuran satelit Negara Republik Indonesia (SATRIA-1) di Florida, AS pada 18 Juni lalu.
Pernyataan BAKTI Kominfo berbunyi: “Jika peluncuran berhasil, pendanaan HBS akan dialokasikan untuk memprioritaskan perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional. Hal ini mengingat pentingnya BAKTI untuk menggunakan sumber daya keuangan yang terbatas dalam mencapai tujuan inklusi digital.”
BAKTI Kominfo jelaskan alasan berakhirnya proyek satelit HBS
Proyek satelit HBS yang seharusnya diluncurkan akhir tahun terhenti
Kominfo Sebut Satelit Pilihan Tepat untuk Atasi Pemerataan Akses Internet
Redaksi : Satyagraha