Aplikasi RUTENA, cara cepat untuk mengumpulkan data kerusakan rumah akibat bencana

Jakarta (JurnalPagi) – Negara Indonesia berada di kawasan yang berbahaya karena berada di wilayah Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire, tempat pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, seperti lempeng Indo-Australia, lempeng Lempeng Eurasia dan lempeng Bumi. Lempeng Pasifik. Kondisi dan letak geografis tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang rawan bencana seperti gempa bumi, gunung meletus dan tsunami.

Ada sabuk vulkanik di bagian selatan dan timur Indonesia.Busur vulkanik) yang terbentang dari pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara hingga Sulawesi. Sedangkan bagian sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.

Salah satu bencana alam yang terjadi di Indonesia pada Senin 21 November 2022 adalah gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sianjur Provinsi Jawa Barat. Gempa bumi dan tanah longsor di wilayah tersebut terjadi akibat aktivitas tektonik aktif gempa patahan Cugenang yang merusak infrastruktur dan perumahan di wilayah yang dikenal sebagai penghasil beras terbesar tersebut.

Dampak lain dari bencana tersebut adalah ribuan orang harus mengungsi ke tenda-tenda pengungsian sementara dan mengungsi ke tempat yang lebih aman karena rumah mereka rusak dan tidak layak huni.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana alam yang terjadi sekitar pukul 13.21 WIB itu bermagnitudo 5,6. Pusat gempa Pada koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur terletak di daratan 10 km barat daya wilayah Cianjur dengan kedalaman 10 km.

Gempa utama yang melanda kemudian disusul 57 gempa susulan yang menunjukkan kecenderungan menurun dan tidak berpotensi memicu tsunami. Namun, gempa tersebut juga merusak ribuan rumah dan berbagai fasilitas umum, sehingga pemerintah setempat membutuhkan bantuan berbagai pihak dan respon cepat untuk memulihkan keadaan.

program RUTENA

Salah satu hal penting yang dibutuhkan dalam proses pemulihan infrastruktur dan perumahan pascabencana adalah proses pendataan. Data kerusakan rumah tinggal, termasuk kerusakan ringan, sedang, dan berat harus tersedia dalam waktu sesingkat mungkin, didukung dengan catatan lapangan dan dokumen administrasi yang mudah diakses.

Dalam proses pendataan rumah rusak akibat bencana di Kabupaten Sianjur, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) langsung memanfaatkan teknologi informasi dengan Program Rumah Rusak Akibat Bencana (RUTENA). Aplikasi ini juga dapat diunduh melalui RUTENA Google Playstore dan diharapkan dapat bermanfaat serta dapat dikembangkan untuk membantu penanggulangan bencana alam di Indonesia.

Program RUTENA merupakan inovasi karya anak negeri yang patut didukung oleh berbagai pihak. Bagaimana tidak, IT berupa program pendataan rumah terdampak bencana yang dikembangkan Ditjen Perumahan Kementerian PUPR. Aplikasi ini dapat diakses melalui website dengan mengklik halaman www.rutena.perumahan.pu.go.id.

Program RUTENA juga dapat diakses oleh masyarakat dan memuat informasi terkait bencana yaitu informasi umum berupa lokasi bencana, rangkuman jumlah korban dan rumah rusak, informasi sumber daya yang tersedia, penanggulangan kedaruratan yang telah dilakukan. Di luar, kendala dan kebutuhan mendesak tersedia. Sedangkan informasi kedua adalah informasi mendalam yaitu data korban, data kerusakan rumah dan rekaman video 360 derajat kondisi rumah di lokasi kejadian kecelakaan.

Dinas Umum Perumahan Rakyat Kementerian PUPR juga telah memberangkatkan petugas pendataan rumah rusak dari Pusat Pelaksana Pengadaan Perumahan (P2P) Jawa II, Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Barat, dan sejumlah insinyur muda Kementerian PUPR. Departemen Dalam Negeri. PUPR ke lokasi bencana alam. Mereka langsung terjun ke lapangan setelah mendapat pelatihan khusus penggunaan RUTENA, dan dalam waktu singkat pemerintah segera mendapatkan data kerusakan rumah warga, beserta data pendukung lainnya.

Petugas yang ditempatkan di lapangan dapat mengambil foto dan video dokumentasi rumah rusak untuk pendataan masyarakat. Data tersebut kemudian dikirim melalui program RUTENA untuk mendapatkan data di Kementerian PUPR yang dapat digunakan sebagai dasar penyaluran bantuan perumahan.

Pendataan rumah yang rusak akibat gempa di Cianjur, Jawa Barat diperlukan untuk membantu dan mempercepat proses pendataan rumah yang mengalami kerusakan ringan, rusak sedang, atau rusak berat agar dapat segera diakses oleh masyarakat. . Bantuan pemerintah untuk perbaikan rumah

Kementerian juga segera menerjunkan tim khusus insinyur muda calon Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan survei dan mendata jumlah rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Sianjur, Jawa Barat. Tim akan dilengkapi dengan rompi kuning berlogo Kementerian PUPR dan akan melakukan pendaftaran dan verifikasi rumah menggunakan program RUTENA atau Rumah Terdampak Bencana untuk mendapatkan informasi berapa orang yang membutuhkan bantuan dan siapa yang harus dipindahkan ke tempat aman. ditransfer, diperoleh. Lokasi.

Proses pendataan dan verifikasi rumah terdampak harus dilaksanakan dengan cepat. Ini karena banyak orang harus mengungsi dan meninggalkan rumahnya karena rusak.

Ristyan Mega Putra, humas, pakar muda, Ditjen Perumahan, Kementerian PUPR)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *