SIGJIJATENG.ID Perawatan diri atau yang sering disebut skin care sering dilakukan oleh para wanita. Biasanya wanita menggunakan skin care dan make up untuk mempercantik penampilan.
Tampaknya dalam aktivitas sehari-hari, perawatan kulit dan make up menjadi kebutuhan pokok wanita.
Namun apakah merawat kulit wajah dan tubuh dapat mencegah air wudhu? Bagaimana hukumnya? Lihat uraian Boya Yahya di bawah ini.
Melalui salah satu kajian yang diunggah di kanal YouTube Al-Bahjah TV, sebuah grup menanyakan hal tersebut kepada Boya.
Jika kita menggunakan body lotion, pelembap wajah, lipstik atau yang lainnya, apakah air wudhu akan terserap oleh kulit? tanya jemaah, dikutip SIGI JAWA TENGAH, Senin (23/1/23).
Menanggapi pertanyaan tersebut, Boya Yahya menjelaskan bahwa air wudhu meresap ke dalam kulit, meskipun sebelumnya lotion atau skin care sudah dioleskan pada tubuh dan wajah.
“Karena tidak dalam bentuk yang menempel dan membatasi dan hampir menyatu dengan kulit sehingga air wudhu terus meresap, masalahnya bukan ini, masalahnya ketika badan tangan menempel, apakah keadaannya ganti air wudhu atau tidak?” Boyeh Yahya menjelaskan.
Boya kemudian mengingatkan untuk memperhatikan kondisi air yang dituangkan ke tubuh, apakah tekstur tangan atau losion yang dioleskan berpengaruh pada air wudhu atau tidak.
Beliau menjelaskan: Jika keadaan air wudhu berubah, maka air wudhu tidak dapat lagi digunakan untuk bersuci, menurut beberapa pendapat.
Lebih lanjut Boya Yahya mengatakan, bagi yang ingin mendekorasi terutama bedaknya harus dibersihkan terlebih dahulu.
Karena keraguan tidak menguasai Anda saat berwudhu, padahal air wudhu tidak terhalang atau langsung meresap ke dalam kulit dalam hal penyerapan.
“Walaupun minyak misalnya tidak membeku, sedangkan cair tidak ada penahan, bahkan air dan minyak tidak bercampur, karena benda cair tidak memiliki penahan,” ujarnya.
Selain itu beberapa kosmetik ada yang anti air atau anti air, menurut Boya Yahya, hal ini harus dipastikan oleh ahlinya, jika benar-benar menghalangi air, maka wudhunya tidak sah.
Situasi memprihatinkan, hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa wanita yang tidak mau berwudhu karena takut riasannya luntur, terutama di pesta pernikahan.
“Takutlah Tuhan, Tuhan memberimu kecantikan, apakah kamu tidak takut jika kamu mengubah kecantikanmu, kecantikan itu ada karena wajahmu dirawat, tetapi ternyata itu tidak lagi cantik di mata suamimu, tiba-tiba itu adalah cintamu. Dan cinta jatuh, karena kamu hanya mengandalkan tubuhmu dan bukan hatimu, itu berbahaya, tapi Tuhan memiliki keindahan.”
Untuk itu, Boyeh Yahya meminta para wanita untuk tidak meninggalkan shalat hanya karena mementingkan kecantikan.
Boya Yahya menjelaskan: Nanti semua orang menjadi tua, makanya orang, terutama wanita, jangan hanya memikirkan tubuh mereka dan melupakan Tuhan. Boleh jadi saat sudah tua, meski sudah keriput, hatinya tetap cantik dan penampilannya tetap cantik.
Adapun kemajemukan salat dalam pertemuan-pertemuan yang meriah seperti pernikahan, ini hanya berlaku bagi kedua mempelai saja, karena tidak mendesak bagi yang lainnya.
“Para ulama mengatakan bahwa hanya mempelai yang boleh shalat berjamaah, tetapi kenyamanan syariat tergantung pada kondisi tempat shalat, misalnya ramai dan tidak memungkinkan shalat di tempat itu. . Boleh shalat dengan niat mencari tempat di luar, meski tidak shalat.” dia menyimpulkan. (Dimas)
Berita terbaru: