Anggota DPD: Ketergantungan ekonomi Bali terhadap pariwisata sangat rentan

Ada gangguan sekecil apapun, akan terasa. Jika bencana, jangan khawatir gangguan dalam masalah hukum pidana saat ini menimbulkan masalah

Denpasar (JurnalPagi) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Mad Mangko Pastika mengingatkan, ketergantungan ekonomi Bali pada sektor pariwisata memang sangat rentan saat terjadi gangguan.

“Kalau ada gangguan sedikit saja akan terasa. Baik bencana. Jangankan gangguan masalah hukum pidana sudah menimbulkan masalah,” kata Pastika saat berlibur di kantor BPS Provinsi Bali. Denpasar, Selasa.

Liburan tersebut diselenggarakan dengan tema “Tren Pertumbuhan Ekonomi” oleh tim ahli Nyoman Baskara bersama Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja serta dihadiri Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya beserta jajarannya.

“Oleh karena itu, perlu menjadi bahan pemikiran kita ke depan untuk meminimalisir dampak situasi terkait pariwisata,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Selain itu, Pastika juga menyerukan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam karena bencana alam tersebut terjadi di sejumlah wilayah tanah air. Menurutnya, gempa tektonik besar terakhir terjadi pada tahun 1976 di Seririt, Kabupaten Boleng, Bali.

“Kita berharap yang terbaik, tapi kita harus mempersiapkan yang terburuk,” kata Wakil Presiden Dewan Kehormatan DPD RI.

Usai mendapat pemaparan dari jajaran BPS Provinsi Bali, Pastika mengaku mendapat gambaran lengkap tentang tren pertumbuhan ekonomi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

“Ini untuk membantu pemerintah pusat dan daerah menentukan kebijakan ke depan, serta pemangku kepentingan lainnya,” ujar Anggota Komite 4 DPD RI.

Apalagi saat pendataan awal Regsosek (Pendaftaran Sosial Ekonomi) sudah dilakukan, terlihat kondisi ekonomi di Bali dan daerah-daerah yang memang perlu diperhatikan agar ketimpangan tidak meluas.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya mengatakan, tren perekonomian Bali terus membaik. Hal ini terlihat dari peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali serta pertumbuhan ekonomi yang terus membaik.

Pihaknya mencatat jumlah kunjungan wisman ke Bali Januari-Oktober 2022 sebanyak 1.491.073 atau 38,05 persen dari total kunjungan wisman dari Indonesia sebanyak 3.918.516.

Meski kedatangan wisman ke Bali tahun 2022 masih meningkat, namun masih jauh lebih rendah (-71,46%) dibandingkan periode yang sama (Januari-Oktober) 2019 yang jumlah kunjungan wisman sebanyak 5.224.882. .

Demikian pula pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III 2022 tercatat sebesar 8,09 persen (annualized) atau 0,60 persen (year-on-year).

Sektor usaha akomodasi makanan dan minuman tercatat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan III 2022 dengan pangsa 3,68 persen. Sedangkan bidang usaha lainnya memiliki pangsa sebesar 2 persen, disusul bidang usaha transportasi dan pergudangan (1,54 persen) dan bidang usaha konstruksi sebesar 0,87 persen.

Peningkatan kinerja perekonomian Bali tidak terlepas dari peningkatan kinerja sektor pariwisata yang ditandai dengan peningkatan aktivitas wisman dan penerbangan. Sekaligus menunjukkan bahwa Bali tidak lepas dari ketergantungannya pada industri pariwisata. ,” Dia berkata.

Pertemuan tersebut juga mengungkapkan masalah inflasi, impor dan ekspor, Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Perdagangan Petani (NTUP) dan masalah kemiskinan.

Indeks NTP Bali pada November 2022 sebesar 96,59% dan NTUP sebesar 96,78% masih belum mencapai nilai minimal maksimal yang seharusnya 100.

Kemudian masih terdapat ketimpangan pendapatan yang ditunjukkan oleh rasio Gini dan ketimpangan pembangunan manusia yang ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia yang tidak merata di seluruh wilayah/kota.

Hanif Yahya mengatakan: Kami berharap dapat mempertahankan tren kenaikan atau baik ini hingga akhir tahun sehingga provinsi Bali dapat pulih seperti sebelum wabah Covid-19.

Selain itu, dia juga diminta mewaspadai siklus tahunan pada triwulan IV yang biasanya terjadi pergerakan inflasi yang meningkat.

Hanif Yahya mengatakan: “Perbaikan ekonomi saat ini tidak mencerminkan kondisi riil. Masih ada tugas besar lain yang perlu dilakukan agar pertumbuhan ekonomi Bali dapat berjalan sebagaimana mestinya.”

Penyelenggaraan KTT G20 sebabkan ekonomi Bali tumbuh 8,1%.
Mempertahankan event kelas dunia adalah kunci pertumbuhan pariwisata Bali
KTT G20 Bali akan tingkatkan kepercayaan pemulihan ekonomi global

Koresponden: Ni Luh Rhismawati
Editor: Biqwanto Situmorang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *