Mengoptimalkan Kreativitas Anak Melalui Menggambar
Anak-anak seringkali mengekspresikan diri mereka melalui gambar atau mencoret-coret. Bagi beberapa orang tua, hal ini mungkin menjadi sesuatu yang mengganggu dan mengesalkan. Namun, sebenarnya perilaku ini merupakan bentuk ekspresi alami dari anak-anak yang seharusnya didukung dan difasilitasi dengan baik oleh orang tua.
Animator Indonesia dan pendiri HelloMotion Academy, Wahyu Aditya, berbagi tips kepada orang tua dalam menghadapi anak yang gemar mencorat-coret. Menurut Wahyu, orang tua seharusnya memberi ruang bagi anak-anak untuk berekspresi tanpa harus marah ketika mereka mencorat-coret tembok. Sebaliknya, anak-anak bisa diarahkan untuk menggunakan media gambar yang lebih tepat seperti kertas, krayon, atau spidol yang murah dan mudah ditemui.
Pada usia 2-3 tahun, anak-anak seringkali mengekspresikan diri mereka melalui gambar atau mencoret-coret. Hal ini sebenarnya merupakan perilaku yang menggambarkan sejarah nenek moyang kita yang dulunya berkomunikasi melalui gambar. Oleh karena itu, menggambar bisa menjadi bentuk ekspresi yang baik bagi anak-anak dan tugas orang tua adalah membangun kembali potensi seni yang ada dalam diri anak.
Wahyu juga menyarankan agar orang tua memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk bereksplorasi dalam menggambar, tanpa harus selalu diarahkan untuk mengikuti pelajaran seni atau menjadi seorang seniman. Selain itu, dunia teknologi yang terus berkembang juga dapat menjadi sarana bagi orang tua untuk memperkenalkan seni melalui media digital. Keduanya memiliki keunikan dan manfaat tersendiri, sehingga lebih baik jika kedua bentuk tersebut diperkenalkan kepada anak-anak.
Melalui acara festival menggambar, Wahyu memberikan apresiasi kepada para peserta sekolah dasar yang berani menuangkan ide cerita mereka melalui gambar dan berani mencampur warna. Ia juga merasa bangga karena banyak anak Indonesia yang memiliki kreativitas dan visualisasi yang luar biasa, mulai dari pewarnaan hingga imajinasi yang “out of the box”.
Dalam menghadapi anak-anak yang gemar mencorat-coret, orang tua seharusnya mengerti bahwa hal ini adalah bentuk ekspresi alami dan kreativitas anak. Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan memfasilitasi anak-anak dalam mengembangkan potensi seni mereka. Dengan memberikan ruang dan sarana yang tepat, anak-anak bisa mengembangkan kreativitas mereka secara positif dan menjadi pribadi yang lebih berkembang.
Dalam artikel ini, membahas tentang bagaimana orang tua seharusnya menyikapi anak yang gemar corat-coret. Animator Indonesia, Wahyu Aditya, memberikan tips kepada orang tua untuk memfasilitasi perilaku ini sebagai bentuk ekspresi anak. Wahyu menyarankan orang tua untuk memberikan ruang kepada anak untuk berekspresi, misalnya dengan tidak memarahi ketika anak mencoret-coret tembok, tetapi mengarahkannya untuk menggunakan media gambar yang murah seperti kertas, krayon, dan spidol.
Perilaku corat-coret pada anak usia 2-3 tahun merupakan perwujudan dari asal usul nenek moyang yang dulu berkomunikasi lewat gambar. Oleh karena itu, menggambar dapat menjadi salah satu bentuk mengekspresikan diri bagi anak, dan tugas orang tua adalah membangun kembali seni yang ada pada diri anak.
Wahyu juga menyarankan agar orang tua membebaskan anak bereksplorasi dengan gambarnya dan tidak selalu mengarahkannya untuk mengikuti les dan menjadi seniman. Selain itu, orang tua juga dapat memperkenalkan seni melalui media digital yang berkembang saat ini. Menurut Wahyu, pengenalan seni melalui media digital dan tradisional saling melengkapi dan memiliki output yang berbeda, sehingga sebaiknya keduanya dikenalkan kepada anak.
Dalam acara festival menggambar, Wahyu mengapresiasi keberanian peserta tingkat Sekolah Dasar dalam menuangkan ide cerita lewat gambar dan berani dalam mencampur warna. Ia juga merasa bangga dengan kreativitas dan visualisasi yang menakjubkan dari anak-anak Indonesia, mulai dari pewarnaan hingga imajinasi yang “out of the box”.
Sebagai kesimpulan, dalam artikel ini disampaikan bahwa orang tua sebaiknya memfasilitasi anak yang gemar corat-coret sebagai bentuk ekspresi dengan memberikan ruang untuk berekspresi dan mengarahkannya pada media gambar yang sesuai. Selain itu, pengenalan seni melalui media tradisional dan digital juga penting untuk dikembangkan pada anak. Dalam acara festival menggambar, anak-anak Indonesia menunjukkan kreativitas dan visualisasi yang menakjubkan.